Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, mayoritas pelaku pasar merespons berlebihan berbagai perkembangan di global dan domestik. Kondisi ini yang membuat IHSG terpukul. “Pasar diliputi banyak kekhawatiran yang pada akhirnya membuat pasar turun karena kepanikannya sendiri,” kata dia.

Ia memaparkan, dari global, ada kekhawatiran terkait kebijakan proteksionisme AS, mundurnya advisor pemerintahan Presiden AS Donald Trump, kembali memanasnya kondisi politik di Italia, hingga rencana pertemuan Korea Utara dan AS untuk membahas penggunaan nuklir.

Sedangkan di dalam negeri, pelaku pasar menyoroti pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS, penurunan keyakinan konsumen, hingga kemungkinan tertahannya rating utang jangka panjang Indonesia imbas kebijakan pemerintah mempertahankan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik.

Sejalan dengan Harry, Reza juga masih melihat risiko berlanjutnya tren penurunan IHSG. “Belum ada sinyal pembalikan arah dan sentimen positif yang signifikan yang mampu mengangkat IHSG,” kata dia.

Adapun pelamahan indeks juga terjadi pada mayoritas indeks di bursa saham Asia. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,03%, Nikkei 225 turun 0,77%, dan CSI 300 di Tiongkok turun 0,74%.

Halaman: