PT Jasa Marga (Persero) Tbk resmi mencatatkan (listed) obligasi global berdenominasi rupiah perdananya yang dinamakan "komodo bond" di bursa London Stock Exchange (LSE). Dalam masa penawarannya, produk keuangan milik perusahaan pelat merah tersebut mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga 4 kali.
"Tingginya partisipasi dari investor global tidak hanya menunjukkan kepercayaan investor terhadap Indonesia, tetapi juga keyakinan mereka terhadap Jasa Marga,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam keterangan resminya, Rabu (13/12).
Rini menjelaskan komodo bond memungkinkan para investor asing untuk mendiversifikasi protofolionya, terutama dalam proyek-proyek infrastruktur dengan kualitas tinggi. Infrastruktur merupakan salah satu sektor dengan peluang investasi yang menarik di Indonesia, karena berpotensi meraup keuntungan cukup besar.
(Baca: Pemerintah Nilai 4 BUMN Layak Terbitkan Obligasi Global Rupiah)
Dengan komodo bond ini, investor akan mendapatkan akses ke mata uang lokal yang memungkinkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat. Selain itu, komodo bond dinilai menjadi sumber alternatif pendanaan terbaik bagi Jasa Marga.
Adapun, komodo bond kali ini diterbitkan senilai Rp 4 triliun. Produk surat utang ini memiliki kupon tetap 7,5 persen tanpa jaminan dan berjangka waktu tiga tahun dengan masa jatuh tempo pada 11 Desember 2020. Obligasi tersebut telah memperoleh peringkat Baa3 dari Moody's dan BB+ dari S&P.
Direktur Utama Jasa Marga Desy Arryani mengapresiasi partisipasi investor global dalam pencatatan perdana Komodo Bond ini. Transaksi ini menjadi batu loncatan bagi Jasa Marga dan membuka jalan bagi perusahaan Indonesia lainnya untuk menerbitkan produk serupa.
“Dengan rekor utang perusahaan yang bagus dan karakteristik pendapatan yang stabil, Jasa Marga berhasil memperoleh minat investor yang tinggi bahkan sebelum transaksi diumumkan," ujar Desy. (Baca: Pemerintah Dorong Jasa Marga Jadi Operator Semua Tol Trans Jawa)
Penerbitan produk surat utang global yang baru ini, menambah alternatif pendanaan Jasa Marga. Sebelumnya, perseroan sudah menerbitkan sekuritisasi berupa Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK-EBA) dan penerbitan project bond awal tahun ini, yang juga merupakan jenis pertama di pasar modal Indonesia.
Chief Executive Officer LSE Nikhil Rathi mengatakan sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dalam keanggotaan G20, Komodo Bond merupakan ujung tombak dan sejarah bagi Indonesia dalam rangka mendorong sumber-sumber pendanaan dan percepatan pembangunan infrastruktur. Suksesnya pencatatan obligasi Jasa Marga dengan nama Komodo Bond pada pasar internasional ini mercerminkan dukungan LSE bagi perusahaan Indonesia. Ini juga dapat menarik minat investor global tanpa risiko nilai tukar mata uang asing.
Rathi mengungkapkan pihaknya berkomitmen membangun London sebagai pusat global dalam rangka mendorong sumber-sumber pendanaan dan peningkatan modal bagi perusahaan-perusahaan Indonesia dalam denominasi Rupiah. Melalui LSE, perusahaan akan memperoleh manfaat dari proses pencatatan yang efisien dan berorientasi internasional.
"Kami sangat menantikan untuk membangun pasar seperti ini dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia dan instansi terkait serta mendukung internasionalisasi pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Pencatatan obligasi Jasa Marga merupakan yang terbaru dari rangkaian panjang penerbitan Obligasi Global pertama oleh emiten Asia di LSE. Saat ini LSE merupakan pusat internasional terbesar bagi obligasi dengan denominasi Rupee India, “Masala Bonds”.