Bank Sentral AS The Federal Reserve pun berencana untuk menaikan suku bunga guna menarik kembali dana masuk ke negaranya. Meski begitu, kata Hans, kenaikan suku bunga The Fed sudah dikomunikasikan sejak lama. Sehingga, dampak yang ditimbulkan pun sudah bisa diredam. 

(Baca: Mayoritas Indeks Sektoral Rebound, IHSG Semester I Melompat 10%)

Kemudian, perekonomian negara-negara Eropa pun masih belum naik signifikan. Dengan demikian, belum akan berpengaruh besar ke perekonomian Indonesia, terutama ke pasar modal. "Eropa cukup bersahabat. Sedangkan, kebijakan The Fed menaikan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi di bulan September sudah diantisipasi pelaku pasar," ujar Hans.

Sementara itu, Kepala Riset Pendapatan Tetap PT Indomitra Securities, Maximilianus Nicodemus menjelaskan terkait dengan pasar obligasi, pemerintah diharapkan dapat menjaga rasio utang seperti saat ini hingga akhir tahun. Utang yang terlalu banyak akan menyebabkan imbal hasil yang semakin tinggi, sehingga bisa memberatkan.

"Contohnya imbal hasil bond 10 tahun Indonesia 6,92-7,02 persen. Sempat menguat di 6,9 persen. Memang dibanding flat, fluktuasi ini sehat. Hanya harus tetap dijaga di level tersebut," ujarnya. (Baca: BEI: Keuntungan IHSG Tertinggi di Dunia Sepanjang 2006-2016)

Halaman: