PT Adhi Karya (Persero) Tbk. batal melakukan penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) anak usahanya, PT Adhi Persada Gedung (APG), pada 2017. Alasannya, perseroan masih membutuhkan waktu untuk melakukan persiapan dan banyaknya rencana anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain yang akan IPO tahun ini.
Direktur Keuangan dan Legal Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan rencana penjualan saham perdana APG akan menggunakan buku September. Dengan demikian, masih perlu persiapan seperti penunjukan perusahaan penjamin efek dan hal teknis lainnya. Hal tersebut membuat, rencana APG melakukan IPO mundur dari Semester II 2017.
"Jadi, target kami sekarang (IPO APG) akan dilakukan di kuartal I tahun 2018," ujar Harris saat dihubungi Katadata, Jakarta, Jumat (16/6). (Baca: Belum Siap, IPO Sembilan Anak Usaha BUMN Mundur ke Akhir 2017)
Selain itu, Harris mengatakan alasan lainnya memundurkan rencana IPO APG ini adalah karena banyaknya anak usaha BUMN dengan sektor sejenis yang akan melakukan aksi korporasi serupa. Apabila di awal tahun 2018 rencana ini bisa terealisasi, Adhi Karya menargetkan perolehan dana segar sebanyak Rp 1,5-2 triliun dari hasil penjualan 30 persen saham APG.
Pemerintah memang sudah merencanakan untuk melepas sembilan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melantai di bursa saham tahun ini. Dana segar yang diincar terkait aksi korporasi BUMN ini sangat besar, terutama untuk pembangunan infrastruktur.
“Kalau dilihat, ini total IPO bisa Rp 21 triliun,” kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro saat ditemui di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Baca: Incar Rp 7 Triliun, PT PP akan Jual Saham Perdana 3 Anak Usaha)
Beberapa BUMN yang akan melepas saham anak usahanya tahun ini adalah PT Pertamina (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pertamina akan melepas PT Tugu Pratama Indonesia Insurance dan Krakatau Steel berniat menjual sebagian saham PT Krakatau Daya Listrik. Sedangkan Garuda menyiapkan anak usahanya di bidang perawatan pesawat (engineering), yakni PT Garuda Maintenance Facility (GMF).
Di bidang properti, konstruksi dan infrastruktur ada lima anak usaha BUMN yang melakukan penawaran saham perdana. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. akan melepas dua anak usahanya, yakni PT Wijaya Karya Realty dan PT Wijaya Karya Gedung. Lalu, Anak Usaha Adhi Karya yakni PT Adhi Persada Gedung.
Selain memundurkan target penjualan saham perdana APG, Adhi Karya juga tidak akan terburu-buru untuk melakukan aksi korporasi serupa di anak usahanya yang lain, walaupun sudah melakukan persiapan. Harris mencontohkan, PT Adhi Persada Properti (APP) juga tidak akan melakukan IPO pada tahun ini maupun tahun depan.
(Baca: Punya Dirut Baru, GMF Ditargetkan IPO Tahun Ini)
Menurut Harris, Adhi Karya akan berusaha untuk mengembangkan bisnis APP terlebih dulu sebelum melakukan hal tersebut. "Jadi untuk APP mungkin target kami akan dilakukan pada tahun 2019," ujar Harris.
Kementerian BUMN pun memang telah memiliki rencana untuk melakukan IPO anak usaha BUMN di sektor properti ke depannya. Namun, kata Aloy, Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar anak usaha BUMN sektor properti ini dikonsolidasikan terlebih dahulu sebelum melakukan IPO. Alasannya, agar ukuran perusahaannya menjadi lebih besar, sehingga harga sahamnya juga tinggi.