Menanggapi kecilnya jumlah emiten baru, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Kondisi yang sama juga terjadi di bursa saham global. Jumlah emiten baru di bursa dunia turun sebanyak 70 persen tahun ini.

Meski jumlah perusahaannya menurun, Tito menekankan nilai penerbitan saham perdana di bursa lokal masih lebih besar ketimbang 2015. “Masih ada kenaikan dari Rp 11 triliun menjadi Rp 12 triliun,” kata Tito. (Baca juga: Efek Tax Amnesty, Kapitalisasi Bursa Indonesia Cetak Banyak Rekor)

Untuk tahun depan, Tito menargetkan BEI bisa menarik sekurang-kurangnya 30 emiten baru. Selain dengan mengandalkan UU Pengampunan Pajak dan UU Wajib Daftar Perusahaan, pihaknya bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan berusaha memudahkan pelaksanaan IPO tidak terbatas di kantor yang berlokasi di Jakarta.

“Bisa nanti ada semacam cabang OJK di daerah yang dapat digunakan untuk IPO,” kata Tito.

Sekadar informasi, jumlah emiten baru terus mengalami penyusutan setiap tahun. Pada 2013, tercatat ada 31 emiten baru yang melantai di bursa, lalu susut menjadi 23 emiten baru pada 2014. Sedangkan pada 2015 silam, hanya ada 16 emiten baru.

Halaman: