KATADATA ? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) adalah bank badan usaha milik negara (BUMN) yang kinerja sahamnya paling kencang dibandingkan empat bank pelat merah lainnya yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam lima tahun terakhir, BNI telah memberikan keuntungan sebesar 261 persen dari nilai saham yang beredar di pasar. Kemudian disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang tumbuh 212 persen dan PT Bank Mandiri Tbk yang naik 163 persen. Sementara saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) turun 2,8 persen dalam lima tahun.
Saham BNI pada penutupan perdagangan Rabu (4/2) tercatat sebesar Rp 6.500 per saham. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan harga saham Bank Mandiri dan BRI yang masing-masing sebesar Rp 11.375 per saham dan Rp 11.775 per saham.
Meski begitu, dalam setahun saham BNI sudah terangkat hingga 54 persen. Pertumbuhan kinerja saham BNI ini lebih tinggi dibandingkan saham BRI dan Bank Mandiri yang masing-masing naik 40 persen dan 32 persen.
Analis BNI Securities Thendra Crisnanda mengatakan, tingginya imbal hasil saham BNI lantaran tingkat valuasinya yang masih murah. Secara rata-rata lima tahun, rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value (PBV) sebesar 1,8 kali. Ini lebih rendah daripada PBV Bank Mandiri dan BRI masing-masing sebesar 2,7 kali dan 3,5 kali.
?Secara valuasi saham BNI lebih menarik,? kata dia saat dihubungi Katadata, Rabu (4/2).
Selain itu, secara historis perusahaan yang menjadi target akuisisi akan mendapatkan manfaat berupa peningkatan harga saham dibandingkan perusahaan yang akan mengakuisisi. Biasanya perusahaan yang diakuisisi harga sahamnya akan relatif premium.