Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) atau Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memperkirakan tahun ini akan menjadi tahun yang sepi dari penerbitan obligasi korporasi. Pasalnya, mewabahnya virus corona, berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kinerja perusahaan.
Direktur Utama PHEI Yoyok Isharsaya mengatakan, pada skenario terburuk pandemi corona, perekonomian diprediksi turun 0,4%. "Maka penerbitan obligasi korporasi tahun ini juga akan turun," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (17/4).
Dia memprediksi bahwa total emisi obligasi yang bakal diterbitkan oleh korporasi tahun ini hanya sekitar Rp 105 triliun dengan rentang yang konservatif antara Rp 100-110 triliun. Padahal, di awal tahun ini, pihaknya memproyeksi penerbitan obligasi korporasi sekitar Rp 170 triliun.
Turunnya target tersebut pun sudah terlihat hingga April ini, dimana nilai obligasi korporasi yang diterbitkan perusahaan baru mencapai Rp 21,34 triliun. Nilai tersebut jauh di bawah penerbitan obligasi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 30,39 triliun.
(Baca: Bank Mandiri Berencana Terbitkan Obligasi Bertahap Rp 20 Triliun)
Dia pun menyebutkan, bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi tahun ini bukan untuk kepentingan ekspansi, melainkan untuk pembiayaan kembali (refinancing). "Jadi penerbitan obligasi korporasi tahun ini kemungkinan akan turun dengan estimasi hanya untuk kebutuhan refinancing," katanya.
Yoyok pun berharap bahwa badai pandemi virus corona ini dapat segera berlalu dan percaya dengan langkah Pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk memerangi virus itu. "Hal yang demikian, tentunya akan berdampak pula pada upaya aspek imbas ekonomi yang kemudian bisa lebih optimis atau baik lagi," katanya.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per 6 April 2020, tercatat ada 17 obligasi dan sukuk yang masuk dalam pipeline untuk diterbitkan tahun ini. Total nilai dari obligasi dan sukuk itu Rp 23,05 triliun.
(Baca: Disorot Bank Dunia, Utang Swasta RI Diproyeksi US$4 Miliar Jatuh Tempo)