PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk memperkirakan pendapatan sepanjang tahun ini turun karena pandemi corona. Meski begitu, emiten berkode TLKM itu optimistis dapat meraih laba.
Analis Citi memperkirakan pendapatan operator telekomunikasi di Indonesia akan berkurang 3% sampai 4% dari prediksi awal sebelum Covid-19. Dampak berkurangnya pendapatan sangat tergantung pada durasi penyebaran virus.
Sedangkan Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan pendapatan industri sektor telekomunikasi hanya sebesar 0,7%. Padahal, lembaga tersebut memprediksi pendapatan perusahaan telekomunikasi bisa tumbuh hingga 5,1%.
Direktur Utama telkom Ririek Adriansyah menyebut pertumbuhan pendapatan perusahaan pada tahun ini memang tidak akan setinggi sebelumnya. "Kalau kami mengacu pada perkiraan analis, ini in-line dengan apa yang kami perkirakan bahwa pendapatan akan melemah tahun ini," kata Ririek dalam rapat kerja secara virtual dengan Komisi VI DPR, Selasa (5/5).
Beberapa jenis pendapatan yang mengalami penurunan yaitu bisnis selular telepon dan pesan singkat (SMS). Lalu, pendapatan dari internasional roaming dan pendapatan IT Services.
Selain itu, penurunan pendapatan juga terjadi di segmen enterprise, UMKM, dan pemerintahan. Pasalnya, segmen tersebut mengurangi anggaran IT untuk dialihkan ke penanggulangan Covid-19. Selain itu, aktivitas perkantoran terhenti karena kebijakan bekerja dari rumah.
"Segmen ini paling terasa, kegiatan ekonomi jauh menurun. Kami perkirakan di segmen ini memang terjadi penurunan paling besar dibanding segmen lain," kata Ririek.
(Baca: Periode WFH Imbas Corona, Trafik Internet Telkom Melonjak 15,6%)
(Baca: Mudik Dilarang, Trafik Internet untuk Video Call Diramal Melonjak)
Meski begitu, ada beberapa jenis pendapatan yang masih mengalami kenaikan pada tahun ini, yaitu pendapatan data internet Telkomsel dan Indihome. Lalu, pendapatan digital service seperti layanan video conference dan hiburan.
Agar laba bersih tetap tumbuh positif pada akhir 2020, Telkom bakal melaksanakan pemotongan beban. "Kami melakukan berbagai efisiensi khususnya di sisi beban," kata Ririek.
Beberapa pos beban yang mengalami pemotongan seperti operation & revenue related cost yang berupa beban pokok penjualan. BUMN itu juga mengurangi biaya rapat dan perjalanan dinas, promosi dan pemasaran, termasuk utilitas dan pelatihan.
"Meski pendapatan tumbuh lebih lambat dibanding yang kami proyeksikan semula, namun kami berusaha agar laba bersih perusahaan dapat tumbuh dibanding tahun lalu," kata Ririek.
(Baca: 4 Operator Telekomunikasi Ramal Trafik Data Selama Ramadan Naik 20%)