Grup Astra Klarifikasi Kabar Resminya Akuisisi Bank Permata

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, logo PT Bank Permata Tbk. Astra International membantah adanya seremonial akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
18/5/2020, 15.39 WIB

PT Astra International Tbk, selaku salah satu pemegang saham PT Bank Permata Tbk, membantah rumor mengenai seremonial akuisisi oleh Bangkok Bank Public Company Limited.

"Kami sudah tanda tangan CSPA (perjanjian jual beli bersyarat) dan sudah disclosure. Hari ini tidak ada seremonial apa-apa," kata Direktur Astra International Suparno Djasmin kepada Katadata.co.id, Senin (18/5).

Selain aksi seremonial telah dilakukan, beredar pula rumor bahwa harga saham Bank Permata ditetapkan di harga Rp 1.396 per saham. Merespons hal tersebut, Suparno menegaskan bahwa saat ini belum bisa menyampaikan konfirmasi apa pun.

Ia hanya mengatakan, segala informasi mengenai akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank akan segera dibuka dalam waktu dekat.

Dihubungi secara terpisah, Head of Corporate Affairs Bank Permata Richele Maramis juga enggan memberikan komentar mengenai kabar yang beredar di antara pelaku pasar.

"Kami tidak dapat berkomentar tentang market rumours. Hal ini di luar ranah kami," katanya.

Seperti diketahui, harga akuisisi saham Bank Permata oleh Bangkok Bank, turun dari 1,77 kali nilai buku menjadi 1,63 kali. Sehingga, nilai transaksi diperkirakan menjadi Rp 34 triliun dari sebelumnya Rp 37 triliun.

(Baca: Beban Melonjak, Laba Bersih Bank Permata Anjlok 99,53%)

Perubahan harga pembelian tersebut didasarkan atas Amendment Letter, yang ditandatangani oleh pemegang saham Bank Permata saat ini, yakni Astra International dan Standard Chartered Bank, dengan Bangkok Bank. Harga tersebut berdasarkan nilai buku yang diterbitkan Bank Pertama untuk periode 31 Maret 2020.

Astra International dan Standard Chartered merupakan pemegang saham terbesar Bank Permata, dengan porsi kepemilikan masing-masing sebesar 12,49 miliar unit saham atau 44,56%. Sementara, masyarakat menguasai 3,05 miliar unit saham atau setara 10,88%.

Amendment Letter tersebut, mengubah perjanjian sebelumnya yang disepakati dalam conditional share purchase agreement (CSPA) yang diteken pada 12 Desember 2019. Saat itu, valuasi berdasarkan book value ditetapkan sebesar 1,77 kali, mengacu pada laporan keuangan Bank Permata 30 September 2019.

Dalam rilis yang disampaikan oleh Standard Chartered, perusahaan memperkirakan dapat mengantongi dana sekitar Rp 17 triliun atau sekitar US$ 1,06 miliar. Dengan asumsi Astra International juga mendapatkan dana dari penjualan saham berjumlah sama, maka potensi nilai transaksi akuisisi ini senilai Rp 34 triliun.

Rencana akuisisi ini telah mendapatkan persetujuan dari mayoritas pemegang saham Bangkok Bank, lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 5 Maret 2020. Rinciannya, 85,46% pemegang saham menyatakan setuju atas rencana akuisisi ini, sementara 14,34% menyatakan tidak setuju.

Lewat aksi akuisisi ini, Bangkok Bank berencana menggabungkan aset Bank Permata dengan asetnya di Indonesia, sehingga Bank Permata naik kelas menjadi Bank Umum Klasifikasi Usaha (BUKU) 4.

(Baca: Nilai Akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank Turun jadi Rp 34 Triliun)

Reporter: Ihya Ulum Aldin