IHSG Dibuka Naik 1,8% Tembus 4.900, Kini Asing Buru Saham BCA Rp 360 M
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Rabu (3/6) naik signifikan menembus level 4.900. Hingga pukul 09.15 WIB saja, indeks domestik bergerak naik 1,84% menyentuh level 4.936,67. Kenaikan ini, dimotori oleh kenaikan saham-saham perbankan.
Adapun modal asing kembali membanjiri pasar modal dalam negeri. Hingga berita ini ditulis, modal asing yang mengalir masuk mencapai Rp 641,17 miliar di seluruh pasar.
Jika kemarin, Selasa (3/6), investor asing memburu saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), kini giliran saham Bank Central Asia (BBCA) dengan pembelian bersih sementara ini telah mencapai Rp 360,1 miliar.
Sektor finansial pun melesat 2,98% menjadi motor pergerakan IHSG. Saham bank-bank besar menjadi penopang sektor ini dengan saham Bank Tabungan Negara (BBTN) berada di urutan teratas dengan kenaikan hingga 11,89% menjadi Rp 1.035 per saham.
(Baca: IHSG Diramal Lanjutkan Reli Positifnya, Saham BUMN Direkomendasi)
Kenaikan harga saham BBTN hari ini melanjutkan kenaikannya kemarin yang mencapai 21,71% ke Rp 925 per saham. Pelaku pasar memborong saham BBTN, sejalan dengan terbitnya PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Saham perbankkan lainnya yang lompat tinggi hari ini seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik hingga 4,94% menjadi Rp 28.125 per saham. Begitu pula dengan PT Bank Mandiri tbk (BMRI) yang naik 4,98% menjadi Rp 4.850 per saham. Keduanya juga mampu menopang kenaikan sektor finansial dan IHSG.
Sejauh ini, total ada 1,18 miliar unit saham yang diperdagangkan di pasar modal dengan nilai mencapai Rp 1,56 triliun. Sejalan dengan kenaikan signifikan indeks, terdapat 221 emiten yag sahamnya bergerak menguat, sedangkan hanya ada 74 saham yang bergerak di zona merah, dan 122 saham lainnya tidak berubah.
(Baca: Saham BTN Meroket 17% Pimpin Sektor Keuangan, IHSG Sesi I Naik 2,47%)
Adapun IHSG diprediksi akan melanjutkan tren positifnya setelah kemarin naik hingga 1,98%. Berdasarkan hasil riset terbaru Morgan Stanley, ekonomi Indonesia diprediksi bangkit dari dampak Covid-19 pada triwulan III 2020. Hal ini menjadi sentimen positif bagi pasar modal. Meskipun pemulihan ekonomi tergantung dari laporan harian penanganan Covid-19 di triwulan ini.
Meski ada wacana pembukaan kembali ekonomi, dimana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bakal dilonggarkan, perlu diiringi dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan.
"Sehingga ketika perekonomian dibuka kembali, maka kesehatan dapat berjalan beriringan dengan perekonomian," kata Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya pagi ini.
(Baca: Bursa Saham RI Kebanjiran Modal Asing Rp 871 Miliar, IHSG Naik 1,98%)