Sumber Global Energy Tbk hari ini, Senin (10/8), resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Global Energy menjadi emiten baru ke-35 tahun ini.
Pada perdagangan perdananya di bursa, saham perusahaan yang bergerak di perdagangan besar bahan bakar padat, cair dan gas, khususnya batu bara ini, langsung kebanjiran peminat. Menurut data dari Stockbit, ada lebih dari 306 ribu lot permintaan beli tanpa ada penawaran jual.
Alhasil, harga sahamnya langsung melambung ke batas auto reject atas (ARA) tak lama setelah sesi perdagangan dibuka, naik 34,26% ke Rp 145 per saham.
Adapun perusahaan berkode emiten SGER ini IPO dengan melepas 500 juta saham baru, setara 30,05% modal yang dikeluarkan dan disetorkan perusahaan, dengan harga penawaran Rp 108 per saham. Dengan begitu, emiten berkode SGER ini meraih dana segar sebesar Rp 54 miliar.
Direktur Utama Sumber Global Energy Tbk, Welly Thomas, menyatakan seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, terutama untuk memenuhi kontrak pengadaan batu bara yang telah berjalan. Serta sebagai modal kerja anak usahanya.
“Selama masa penawaran umum pada tanggal 27 Juli 2020 hingga tanggal 29 Juli 2020 mendapat respon yang cukup bagus dari pasar dan saham dapat terserap dengan baik walaupun ditengah masa pandemi covid 19 ini,” kata Welly dalam seremonial pencatatan saham yang disiarkan secara daring, Senin (10/8).
Modal kerja anak usaha diberikan dalam bentuk pinjaman yang akan digunakan untuk riset dan pengembangan energy terbaru dan terbaharukan serta proses ekstraksi dan oksidasi Mineral Logam Tanah Jarang atau Rare Earth Oxide Extraction.
Selain mencatatkan sahamnya, perseroan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 400 juta lembar atau sebesar 34,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat pendaftaran.
Setiap pemegang 5 saham IPO akan mendapat 4 waran seri I. Setiap waran bisa mendapatkan hak atas satu saham baru diharga Rp 125 per saham, sehingga total seluruh hasil pelaksanaan waran seri I sebesar Rp 50 miliar.
Sementara itu BEI menyebutkan bahwa minat perusahaan untuk mencari pendanaan di pasar modal cukup tinggi meski di tengah kondisi pandemi. Per 4 Agustus 2020 menurut data BEI ada 15 perusahaan yang berencana melantai di pasar modal. Perusahaan tersebut bergerak di beberapa sektor usaha
"Selain itu, terdapat 26 penerbit yang akan menerbitkan 31 emisi obligasi atau sukuk yang berada dalam pipeline di BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna Setya.