Bisnis telekomunikasi tumbuh subur di tengah pandemi Covid-19. Namun, pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk pada triwulan III 2020 senilai Rp 99,94 triliun atau turun 2,62% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 102,63 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan Telkom di keterbukaan informasi, Rabu (4/11), pendapatan Telkom dari bisnis data, internet, dan jasa teknologi informatik senilai Rp 56,45 triliun pada September 2020. Catatan itu mengalami peningkatan 3,46% dari September 2019 senilai Rp 54,56 triliun.
Selain itu, pendapatan Telkom dari produk Indihome pada triwulan III 2020 senilai Rp 16,11 triliun. Raihan tersebut juga tercatat naik hingga 17,07% dibandingkan dengan pendapatan dari Indihome pada periode sama tahun lalu senilai Rp 13,76 triliun.
Anjloknya total pendapatan Telkom karena bisnis lain mengalami penurunan signifikan pada triwulan III 2020. Misalnya, pendapatan dari bisnis telepon turun hingga 28,76% secara tahunan menjadi Rp 15,13 triliun. Lalu, pendapatan lainnya hanya Rp 3,52 triliun atau turun 49,16% secara tahunan.
Profitabilitas Telkom dari pendapatan tersebut perlu dipotong dengan beban. Beban yang paling besar untuk operasional, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi yang nilainya mencapai Rp 25,09 triliun pada September 2020. Namun, beban ini turun 19,18% dibandingkan September 2019 lalu.
Beban lainnya menggerus pendapatan Telkom adalah beban penyusutan dan amortisasi yang mencapai Rp 21,03 triliun pada triwulan III 2020. Beban ini mengalami kenaikan hingga 21,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa pos pada beban lainnya, seperti beban karyawan dan beban interkoneksi, juga tercatat mengalami peningkatan. Sehingga, pendapatan Telkom yang dikurangi oleh beberapa pos beban, menghasilkan laba usaha senilai Rp 33,01 triliun pada triwulan III 2020, turun 1,32% secara tahunan.
Dalam laporan keuangan tersebut juga tercatat, beban pajak penghasilan yang harus ditanggung oleh Telkom pada periode sembilan bulan 2020 senilai Rp 6,8 triliun atau turun 14,04% secara tahunan. Meski begitu, laba periode berjalan yang dihasilkan oleh Telkom senilai Rp 22,95 triliun, turun 1,07% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Meski begitu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Telkom, tercatat senilai Rp 16,67 triliun atau lebih besar 1,34% secara tahunan. Hal itu disebabkan laba yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali senilai Rp 6,27 triliun atau turun 6,97% secara tahunan.
Kepentingan nonpengendali, merupakan hak keuntungan yang didapat oleh pihak yang bukan pengendali dari perusahaan anak. Salah satu anak usaha Telkom, Telkomsel, sahamnya dimiliki oleh Singapore Telecom Mobile Pte Ltd. sebesar 35%.
Dari sisi aset, Telkom tercatat mampu memiliki total aset Rp 233,21 triliun pada akhir September 2020, lebih tinggi dari Rp 221,2 triliun per akhir Desember 2019. Sementara, jumlah liabilitas Telkom tercatat senilai Rp 115,33 triliun per akhir September 2020, naik dari akhir Desember 2019 senilai Rp 103,95 triliun.