"Saya kira banyak ya kerja samanya. Bisa bicara mengenai financing, seperti umumnya bank nature-nya kan funding dan lending," kata Anggara.

Kabar ketertarikan Alfamart ke dunia digital direalisasikan melalui rencana penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue maksimal 5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Dana yang dihasilkan dari aksi korporasi ini digunakan untuk mengakuisisi perusahaan teknologi.

Menurut Anggara, Alfamart meyakini bahwa suka atau tidak suka, ke depan bisnisnya tidak bisa lepas dari dunia digital. Dalam melihat konteks itu, Alfamart terus mengeksplorasi kemungkinan bisa bekerja sama dengan perusahaan berbasis teknologi yang bisa sinergi dengan Alfamart.

"Karena kami punya ekosistem melayani konsumen lebih dari 4 juta orang sehari dan punya member cukup besar kurang lebih 11 juta member," kata Anggara.

Ia menegaskan, dengan rencana berinvestasi pada perusahaan teknologi, bukan berarti Alfamart pindah menjadi perusahaan teknologi. Dia mengatakan, hanya ingin kerja sama strategis untuk memperkuat bisnis Alfamart.

"Jangan kesannya kami akan investasi signifikan sebesar 70-80% ke bisnis teknologi, that's not the idea. Kalau kami masuk, lebih sifatnya strategis untuk memperkuat bisnis ritel," kata Anggara.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin