BEI: 44 Emiten Akan Rights Issue Rp 117 T, BRI Pecahkan Rekor Terbesar

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Total terdapat 44 emiten yang akan menggelar rights issue.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
7/9/2021, 07.48 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI)  mengantongi daftar 44 perusahaan yang berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue dengan target dana Rp 116,57 triliun. Salah satunya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang akan memegang rekor rights issue terbesar di Bursa Efek Indonesia.

BRI berencana rights issue dengan nilai mencapai Rp 95,9 triliun. Nilai tersebut berasal dari penerbitan sebanyak 28,21 miliar unit saham dengan harga pelaksanaan Rp 3.400 per saham.

"Pelaksanaan rights issue yang dilakukan BBRI akan mencetak sejarah baru dalam perolehan dana sejak diaktifkannya pasar modal Indonesia," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna kepada awak media, Senin (6/9).

Dengan melihat pipeline right issue di Bursa, menurut Nyoman, tidak menutup kemungkinan hadirnya investor baru sebagai pemegang saham perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik dan rencana penggunaan dana right issue, berpotensi mendorong kinerja perusahaan untuk dapat menarik investor baru masuk sebagai pemegang saham.

Nyoman mengatakan, sektor keuangan terutama perbankan akan mendominasi perolehan dana dari rights issue pada tahun ini. Totalterdapat 13 bank yang akan melakukan rights issue guna memperkuat struktur permodalannya. 

Hingga saat ini, sudah ada 18 perusahaan tercatat yang telah melakukan rights issue dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 51,89 triliun. Rights issue dengan dana besar antara lain PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar Rp 15,4 triliun dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp 10,82 triliun.

Ia juga mengatakan, terdapat 30 perusahaan yang berada pada pipeline hingga 3 September 2021 untuk melantai di Bursa saham dengan total dana untuk dihimpun Rp 9,6 triliun. Selain itu, terdapat 26 emisi obligasi dan sukuk yang berada di pipeline Bursa dan akan diterbitkan oleh 17 perusahaan dengan total emisi Rp 24,84 triliun.

Menurut dia, perusahaan-perusahaan masih antusias untuk melakukan pendanaan di pasar modal. Hal tersebut dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline Bursa, jumlahnya masih relatif baik.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut di tahun 2021," ujar Nyoman.

Dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, ia optimis penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik.

"Respons pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di Bursa," kata Nyoman.

Reporter: Ihya Ulum Aldin