IHSG Diramal Naik Didorong Proyeksi Inflasi yang Stabil

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/12/2021).
1/3/2022, 06.38 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 1,03% ke level 6.888,171 pada akhir perdagangan pekan lalu (25/2). Hari ini (1/3), indeks diperkirakan bergerak menguat didorong sentimen inflasi yang diyakini masih dalam kondisi stabil dan terkendali.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan, indeks berpotensi mengalami kenaikan meski belum signifikan. Hari ini, ia memperkirakan indeks bergerak pada rentang 6.811 - 6.954.

"Jelang rilis data inflasi yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi stabil dan terkendali, menjadi salah satu sentimen yang dapat menopang pergerakan IHSG hari ini," kata William dalam risetnya, dikutip Selasa (1/3).

Ia merekomendasikan investor untuk memantau saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Semen Indonesia (SMGR), Summarecon Agung (SMRA), Kalbe Farma (KLBF), Astra Internasional (ASII), dan Telkom Indonesia (TLKM).

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG akan membentuk koreksi pendek dengan target koreksi ideal di sekitar level 6.814 sebelum menguat ke level tertinggi 24 Februari di 6.930.

Namun demikian, IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan struktur koreksi wave (ii) ke 6.726 sepanjang masih di bawah 6.930. Adapun, titik resisten IHSG hari ini diperkirakan ada di rentang 6.930 - 6.950, 6.974 dan 7.030., sedangkan titik support ada di posisi 6.814, 6.758, 6.726.

Sebagai informasi, support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus turun, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sedangkan, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.

Ivan merekomendasikan hold atau trading buy di rentang harga 1.950 - 2.000 pada Elang Mahkota Teknologi (EMTK). Ia mengatakan, EMTK saat ini sedang terkonsolidasi di sekitar Fibonacci retracement 50% dan dapat mengalami pelemahan hingga 1.960 sebagai target koreksi berikutnya selama tidak mampu menembus ke atas 2.180.

Ia juga merekomendasikan hold atau trading buy pada Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di rentang harga 4.450 - 4.500.

Selain itu, ia menyarankan untuk hold atau buy on weakness pada Bank Mandiri (BMRI) di rentang harga 7.400 - 7.500. Ia memperkirakan, BMRI akan turun menuju area support 7.475 - 7.575 sebagai target terdekat dari wave b dan akan ada peluang rebound sepanjang harganya tidak terjun ke bawah 7.475.

Ivan juga menyarankan hold atau buy on weakeness di rentang harga 5.450 - 5.550 pada Astra Internasional (ASII). ASII diperkirakan akan menguat dan menguji Fibonacci Retracement 50% dari wave X di 5.850 dan ada potensi kenaikan terbatas di 6.000, apabila ASII dapat menembus dan ditutup di atas 5.850 selama dua minggu ke depan.

Aksi hold atau buy on weakness juga disarankan pada saham Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) di rentang harga 7.600 - 7.750.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi