IHSG Diramal Terkoreksi Lagi, Analis Sarankan Saham Konsumer dan Bank

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Pekerja membersihkan dinding dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022).
10/5/2022, 06.15 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun hingga 4,42% ke level 6.909,751 pada penutupan perdagangan Senin (9/5). Analis memprediksi koreksi indeks masih akan berlanjut hari ini, Selasa (10/5), bergerak di kisaran 6.711-7.002.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG merespons pasar global yang mengalami tekanan sepanjang jeda libur lebaran lalu. Ia menyebut, pola gerak pasar masih terlihat memiliki potensi tertekan dalam jangka pendek.

Namun, mengingat saat ini kondisi masih berada di awal tahun dan secara year to date (ytd) capital inflow masih tercatat cukup besar, maka momentum ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka menengah ke panjang.

"Tentunya dengan tetap fokus kepada saham-saham yang memiliki fundamental kuat," kata William dalam risetnya, dikutip Selasa (10/5).

William merekomendasikan investor untuk memantau saham Unilever Indonesia (UNVR), Nippon Indosari Corpindo (ROTI), Indo Tambangraya Megah (ITMG), AKR Corporindo (AKRA), Alam Sutera Realty (ASRI), Solusi Bangun Indonesia (SMCB), dan Tower Bersama Infrastructures (TBIG).

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan IHSG hari ini turun dan menguji level support berikutnya di 6.842 yang merupakan level Fibonacci Retracement 61,8%. Adapun, titik resisten indeks diperkirakan ada di posisi 6.984, 7.038 dan 7.082, sedangkan titik support ada di 6.842, 6.702 dan 6.645.

Sebagai informasi, support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian. Jika sebaliknya, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.

Sedangkan, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.

Ivan merekomendasikan hold atau buy on weakness saham Bank Central Asia (BBCA) di rentang harga 7.450-7.550. BBCA ditutup tepat di Fibonacci Retracement 61,8% dari wave [a] dan penurunan menuju support berikutnya di 7.425.

Ia juga merekomendasikan buy on weakness saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di rentang harga 4.400-4.450. Ia memperkirakan, BBRI akan menyelesaikan struktur wave [ii] dengan pelemahan menuju support di 4.430 mengacu pada analisis Fibonacci.

Kemudian, Ivan merekomendasikan hold atau buy on weakness pada saham Astra Internasional (ASII) di rentang harga 6.500-6.800. ASII diperkirakan mulai membentuk wave [b] dengan target koreksi terdekat yatu di 6.775.

Sementara itu, Ivan merekomendasikan trading buy pada Barito Pacific (BRPT) dan di level 800-820. Ia mengatakan, BRPT berpeluang untuk menguji support di level 800 dan diperkirakan mengalami rebound apabila harganya tetap di atas 800.

Terakhir, Ivan menyarankan untuk hold atau trading buy di rentang harga 2.700-2.750 pada saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK). EMTK berpeluang melemah menuju support terdekat di 2.760 atau bahkan 2.680 sebagai target dari wave (iv). EMTK akan tetap berada dalam momentum bullish selama harganya tidak jatuh ke bawah 2.680.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi