Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dengan pelemahan 1,29% ke posisi 6.995 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (13/6).
Pelemahan IHSG sejalan dengan anjloknya bursa saham global seiring ekspektasi pelaku pasar, The Federal Reserve (The Fed) akan mengetatkan kebijakan moneter merespons data inflasi yang tertinggi sejak 40 tahun terakhir pada Mei ini.
Sejak awal perdagangan, IHSG dibuka melemah pada posisi 6.992,23. Hingga berakhirnya perdagangan, nilai transaksi hari ini mencapai Rp 16,76 triliun dengan volume sebanyak 27,94 miliar dengan frekuensi sebanyak 1,57 juta kali.
Sebanyak 484 saham melemah, 96 saham bergerak naik, dan 117 saham lainnya tak bergerak. Terkoreksinya indeks acuan Tanah Air itu turut menggerus nilai kapitalisasi pasar IHSG menjadi Rp 9.172,17 triliun.
Saham-saham yang banyak dijual investor asing antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Melemahnya IHSG senada dengan mayoritas laju bursa saham utama di kawasan Asia yang juga berakhir di teritori negatif. Indeks Nikkei, Tokyo anjlok 3,01%, indeks Hang Seng terjerembap 3,39%, kemudian indeks Shanghai Composite dan indeks Straits Time juga jatuh 0,89% dan 1,31%.
Analis NH Korindo Sekuritas, Dimas Wahyu menilai, saat ini investor masih wait and see menjelang diumumkannya kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
Menurut Dimas, dengan tingkat Inflasi tinggi Mei 8,6% secara tahunan telah mematahkan harapan inflasi puncak Maret lalu di angka 8,5% secara tahunan. "Investor meyakini the Fed lebih hawkish pada kuartal ketiga mendatang," ujarnya, Senin (13/6).
Hal ini, juga membuat CME FedWatch memasukkan probabilitas kenaikan suku bunga The Fed (FFR) akan naik sebesar 75 basis poin dalam perhitungan mereka.
Pelemahan IHSG, kata Dimas juga terimbas dari kejatuhan bursa Nasdaq yang turun hingga 3,5%; dengan S&P 500 dan Dow Jones masing-masing turun 2,9% dan 2,7%. Tekanan Wall Street juga ditengah keputusan ECB mengakhiri quantitative easng (QE), dan akan menaikkan suku bunga 25 bps, yang sekaligus menutup tren suku bunga negatif -0,5%.
Berikut ini lima saham yang masuk top gainers hari ini:
1.PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) 24,83%
2.PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) 23,08%
3.PT Primarindo Asia Infrastr Tbk (BIMA) 21,99%
4.PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) 11,65%
5.PT RMK Energy Tbk (RMKE) 10,24%
Sedangkan, lima saham ini masuk jajaran top losers:
1.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) -7%
2.PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) -6,90%
3.PT Modernland Realty Ltd Tbk (MDLN) 06,90%
4.PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) -6,67%
5.PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) -6,60%