Garuda Tunda Agenda Persetujuan Rights Issue Hari Ini, Mengapa?

Garuda.Indonesia/instagram
Maskapai Garuda Indonesia
Penulis: Syahrizal Sidik
12/8/2022, 15.40 WIB

Kemudian, untuk biaya dan pengeluaran yang berkaitan dengan restrukturisasi utang Perseroan; menjaga kebutuhan kas minimum perseroan. Selanjutnya, mendukung kebutuhan operasional perseroan dan anak perusahaannya, seperti biaya sewa pesawat dan mesin, bahan bakar dan lainnya.

Sampai dengan periode kuartal pertama tahun ini, Garuda masih mencatatkan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 224,66 juta pada kuartal pertama tahun ini atau setara Rp 3,36 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS.

Kerugian tersebut tersebut mengalami penurunan sebesar 41,54% dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar US$ 384,34 juta atau setara Rp 5,76 triliun.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, Garuda tercatat membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 350,15 juta, sedikit mengalami penurunan dari periode sama tahun lalu US$ 353,07 juta. Secara rinci, pendapatan usaha tersebut dikontribusi dari penerbangan berjadwal sebesar US$ 270,57 juta, turun 2,74% dari kuartal pertama tahun lalu US$ 278,22 juta.

Sedangkan, penerbangan tidak berjadwal mengalami kenaikan dari sebelumnya US$ 22,78 juta menjadi US$ 24,07 juta. Adapun, pendapatan lainnya juga naik menjadi US$ 55,50 juta dari sebelumnya US$ 52,06 juta.

 

 

Halaman: