Saham emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) anjlok 2,09% ke level Rp 22.200 pada perdagangan Selasa ini. Saham perusahaan ikut tertekan setelah terjadinya insiden kebakaran di area pabrik Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur pada Senin malam (7/11).
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi emiten bersandi GGRM tersebut pada hari ini mencapai Rp 30,77 miliar dengan frekuensi sebanyak 3.144 kali. Adapun, volume saham yang diperdagangkan mencapai 1,38 juta saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 42,71 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Gudang Garam, perusahaan memastikan insiden kebakaran tidak mempengaruhi aktivitas operasional pabrik.
"Lokasi kebakaran tersebut merupakan tempat penyimpanan barang penunjang (barang non produksi) yang tidak mempengaruhi kegiatan produksi rokok," kata manajemen, dikutip Selasa (8/11).
Manajemen Gudang Garam juga menegaskan, kebakaran yang terjadi tidak menimbulkan dampak apapun terhadap kegiatan operasional pabrik, karena lokasi tersebut adalah area penyimpanan barang penunjang yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi.
Saat ini, kebakaran sudah berhasil dipadamkan oleh Unit Pemadam Kebakaran Gudang Garam dibantu jajaran PMK Pemkot Kediri dan Polres Kediri Kota. "Dipastikan tidak ada korban jiwa dan luka dari peristiwa tersebut," imbuh manajemen.
Sampai dengan periode September 2022, Gudang Garam tercatat membukukan laba bersih senilai Rp 1,49 triliun. Laba bersih tersebut tercatat anjlok 63,77% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 4,13 triliun.
Gudang Garam mencatatkan kenaikan pendapatan, meski tipis 2% menjadi Rp 93,91 triliun dari sebelumnya Rp 92,07 triliun.Pendapatan dari pasar lokal masih dominan yakni Rp 92,74 triliun.
Rinciannya, sebanyak Rp 85,04 triliun dari penjualan sigaret kretek mesin Rp 85,04 triliun, naik dari tahun lalu Rp 83,44 triliun. Kemudian, sigaret kretek tangan tercatat memberi andil pendapatan Rp 6,56 triliun dari sebelumnya Rp 6,31 triliun. Adapun, untuk pasar ekspor justru mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 1,40 triliun menjadi Rp 1,17 triliun.