Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan terjadinya aktivitas harga saham di luar kewajaran atau Unusual Market Activity (UMA) terhadap lima emiten di bursa periode 8-9 Februari 2023.
Kelima emiten tersebut ialah PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS), PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL) lantaran terjadinya penurunan harga saham yang signifikan. Hanya PT Andalan Primando Tbk (ASPI) yang mengalami kenaikan harga saham signifikan sehingga masuk radar UMA otoritas bursa.
Berdasarkan status UMA tersebut, BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham BSBK, TAYS CBRE, BMBL dan ASPI. Khusus bagi TAYS, sebelumnya BEI juga menghentikan sementara perdagangan sahamnya periode 2-8 November 2022.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," tulis pengumuman BEI, dikutip Jumat (10/2).
BEI meminta agar investor melakukan hal berikut:
Pertama, memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa. Kedua, mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya.
Ketiga, mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Keempat, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Untuk diketahui, kebanyakan emiten yang sahamnya masuk radar UMA belum lama melantai di pasar modal. Sebanyak dua perusahaan baru tercatat di tahun ini, yakni BMBL dan CBRE. Sedangkan, BSBK tercatat di 2022. Sedangkan, ASPI tercatat di bursa pada 2020 dan TAYS melantai setahun setelahnya.
Pada perdagangan Jumat ini, harga saham emiten yang masuk radar pemantauan BEI itu kompak melemah. Harga saham ASPI terpantau menyentuh batasan auto reject bawah (ARB) 6,62%, saham BMBL turun 1,56%. Sedangkan, harga saham TAYS turun 2% dan saham BSBK juga melemah 5,71%. Hanya saham CBRE yang naik 11,90%.