Saham Credit Suisse Jeblok, Bursa Wall Street Kembali Bergejolak

xPACIFICA/Getty Image
Penulis: Lona Olavia
16/3/2023, 06.54 WIB

Chairman Saudi National Bank Ammar Al Khudairy kepada Bloomberg Rabu (15/3) mengatakan bahwa pihaknya cenderung tidak masuk ke rezim peraturan baru. Komentar tersebut memicu aksi jual saham Credit Suisse, di mana sempat jatuh 20% atau rekor penurunan terbesar dalam satu hari.

Crash saham Credit Suisse ini menambah kekhawatiran pelaku pasar, setelah baru-baru ini dikejutkan dengan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank di Amerika Serikat. 

Aksi jual itu mengakhiri awal rebound Wall Street di sesi kemarin. "Rebound kemarin di saham keuangan, bank, masuk akal, tetapi semacam faktor utama di sini adalah hilangnya kepercayaan dan benar-benar ketakutan akan hal yang tidak diketahui," kata CEO Adams Funds dan manajer portofolio senior Mark Stoeckle.

Data menunjukkan penjualan ritel AS turun 0,4% bulan lalu setelah tumbuh 3,2% pada Januari. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kontraksi 0,3%.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Februari, sehari setelah pembacaan lain menunjukkan moderasi inflasi konsumen. Ini memicu harapan investor The Fed mungkin memperlambat kenaikan suku bunga.

Imbal hasil Treasury AS turun, dengan pedagang sekarang mengharapkan peluang yang sama untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin dan jeda pada pertemuan Fed bulan Maret.

Bank-bank besar AS termasuk JPMorgan Chase & Co, Citigroup dan Bank of America Corp ditutup turun, mendorong indeks perbankan S&P 500 turun 3,62%. Indeks perbankan regional KBW turun 1,57%.

Halaman: