Jelang libur Idul Fitri, tiga emiten tercatat siap meramaikan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/4) esok. Tiga calon emiten secara serempak akan mencatatkan (listing) saham perdananya.
Berdasarkan keterangan di laman e-IPO, Senin (17/4) tiga perusahaan itu adalah PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN), PT Era Digital Media Tbk (AWAN), dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Ketiganya akan menjadi emiten ke 32, 33, dan 34 pada tahun 2023.
Perusahaan yang melaksanakan hilirisasi dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik, Merdeka Battery melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dengan nilai tertinggi.
Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini melepas sebanyak 11 miliar saham atau 10,24%. Harga IPO dipatok Rp 795 per saham. Dengan demikian MBMA berpotensi meraih dana minimum sebesar Rp 8,75 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham sekitar Rp 85 triliun.
Perihal penggunaan dana, entitas usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ini akan menggunakan sebesar 48,0% dana hasil IPO untuk pembayaran lebih awal seluruh pokok utang yang timbul berdasarkan perjanjian fasilitas berjangka sebesar USD300 juta, yang akan dibayarkan kepada MDKA dan ING Bank N.V, cabang Singapura (ING Bank), masing-masing sebesar US$ 225 juta dan US$ 75 juta melalui ING Bank sebagai agen.
Melansir prospektusnya, Selasa (28/3) perusahaan berencana menggunakan 48% dari dana IPO untuk pembayaran seluruh pokok utang kepada induk perusahaan, MDKA sebesar US$ 225 juta atau Rp 3,8 triliun dan ING Bank cabang Singapura sebesar US$ 75 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.083). Sedangkan 5% akan digunakan oleh perseroan untuk mengambil alih hak tagih sebesar US$ 30 juta yang timbul dari Perjanjian Fasilitas Dukungan Induk yang diberikan oleh MDKA kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI).
Kemudian sekitar 1,5% akan digunakan oleh MBMA untuk modal kerja, antara lain untuk biaya karyawan, biaya jasa profesional, dan biaya keuangan. Sedangkan 8,0% akan dipinjamkan kepada MTI yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan Proyek AIM I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua tahun 2023.
Lalu, 14,0% akan dipinjamkan kepada PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal. Seperti pemasangan konversi nikel matte pada Smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN yang saat ini sedang dalam proses pembangunan dan sekitar 6,0% akan digunakan untuk modal kerja.
Adapun 5,5% lagi akan dipinjamkan kepada PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang selanjutnya akan digunakan untuk modal kerja. Hal itu meliputi biaya karyawan, biaya jasa profesional, pembayaran royalti ke kas negara, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya pemeliharaan dan perbaikan, serta biaya penambangan.
Sementara sisa dana IPO akan dilakukan untuk penyetoran modal kepada PT Merdeka Industri Mineral (MIN) yang selanjutnya akan digunakan untuk pemberian pinjaman kepada PT Sulawesi Industri Parama (SIP) masing-masing sebesar 50%.
Dalam IPO ini MBMA telah menetapkan penjamin emisi efek PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Macquarie Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, PT Aldiracita Sekuritas Indonesia dan PT Ciptadana Sekuritas Asia.
Sementara itu, Menn Teknologi Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi digital penyedia solusi sistem informasi berbasis internet of things (IoT) melepas sebanyak 430,2 juta saham atau setara 30%. MENN mematok harga IPO sebesar Rp 78 per saham, sehingga total dana yang diperoleh Rp 33,55 miliar.
Selain menerbitkan saham biasa, juga menerbitkan waran seri I sebanyak 286,80 juta waran atau setara 28,57% dari total jumlah saham ditempatkan dengan rasio 3:1.
MENN berencana menggunakan Rp 1,68 miliar dari dana IPO untuk pembayaran sebagian utang pokok pihak ketiga kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kemudian sekitar Rp 12,40 miliar digunakan untuk belanja modal atau capex dengan rincian Rp 10,34 miliar untuk pembelian dan pengadaan IoT device dan Rp 2,06 miliar untuk pengembangan software.
Selanjutnya sekitar Rp 2 miliar digunakan untuk penyewaan gedung untuk penambahan cabang dan service point center baru yang berlokasi di empat kota besar. Sementara sisanya digunakan untuk modal kerja atau opex. Sementara dana yang diraih dari penawaran waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk opex.
Antara lain untuk marketing digital, media promosi dan kegiatan peningkatan sales marketing, pembelian inventory berupa perangkat IoT device. Kemudian penambahan SDM, biaya penyelenggaraan pelatihan karyawan, serta peningkatan kesejahteraan dan kualitas SDM.
Pada pelaksanaan IPO, MENN menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Kemudian, emiten ketiga yang bakal listing pada esok hari, yaitu Era Digital Media (AWAN). Perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa layanan konten yang bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk mendistribusikan konten tersebut melepas sebanyak 750 juta saham atau 21,835. Harga IPO ditetapkan Rp 100 per saham, sehingga perseroan mendapatkan dana Rp 75 miliar.
Perseroan berencana untuk menggunakan 80% dana hasil IPO untuk PT Era Awan Digital (EAD). Dengan rincian sekitar 70% digunakan untuk membeli aset berupa 189 server yang akan dilaksanakan pada 2023 dan 2024. Kemudian sekitar 30% akan digunakan Era Awan Digital untuk modal kerja, mulai dari gaji, sewa kantor, kegiatan pemasaran, pengembangan produk hingga operasional EAD.
Lalu sisanya sekitar 20% akan digunakan AWAN untuk modal kerja, yaitu untuk gaji dan kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan, kegiatan pemasaran dan pengembangan karyawan.
Dalam hajatan ini, AWAN menunjuk Samuel Sekuritas dan Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.