PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) mengambil peluang dalam perdagangan karbon di Indonesia yang rencananya baru akan diluncurkan September mendatang. Dalam hal ini, perusahaan akan ambil peran dalam jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi (testing, inspection, and certification) atau TIC seperti kegiatan utama MUTU.
Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga mengungkapkan jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi atau TIC secara global pada 2027 diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau Rp 4.000 triliun.Dia Nilai pasar industri TIC di Indonesia saat ini masiih Rp 20 triliun. Oleh karenanya, dia optimis industri TIC masih akan terus bertumbuh.
"Apalagi adanya kebijakan hilirisasi industri, pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan dan juga peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi,” kata Arifin, kepada wartawan dalam konferensi pers MUTU, Kamis (13/7) di Jakarta.
Dia mengatakan salah satu sektor unggulan yang menjadi kekuatan MUTU adalah sumber daya alam dan ekonomi hijau seperti kelapa sawit, kayu, pangan dan lain-lain dengan memberikan sentuhan pengujian, inspeksi dan sertifikasi.
Arifin mengatakan, MUTU juga akan berfokus pada bursa karbon Indonesia yang akan diluncurkan September mendatang. Hal ini seiring dengan tren dunia yang sedang berokus terhadap perdagangan karbon.
Pada kesempatan sama, Direktur MUTU International Irham Budiman mengatakan perseroan berpeluang besar memanfaatkan perkembangan pasar karbon karena potensinya sangat besar. Nilai perdagangan karbon di masa yang akan datang diperkirakan mencapai Rp 8.400 triliun.
"Ke depan, sektor inilah yang akan terus dikembangkan oleh MUTU, termasuk mempersiapkan skema untuk masuk ke dalam ekosistemnya," katanya. Sebab saat ini tren green economy tidak hanya sebatas gas rumah kaca (GRK), melainkan juga berkembang memasuki ekonomi sirkular seperti water footprint, dan plastik.
Irham mengatakan sudah mulainya tren tentang verifikasi dan validasi gas rumah kaca, kemudian ada pajak karbon, dan yang terbaru yaitu bursa karbon. Dia mengaku MUTU sudah terlebih dahulu masuk ke sektor ini sejak tahun 2015.
"Kami sudah memiliki pengalaman yang cukup panjang terkait dengan karbon. Bahkan MUTU telah memfasilitasi skema yang memang dipersyaratkan oleh negara-negara di Eropa, dan sudah menerbitkan ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC),” katanya.
Adapun, perseroan berencana melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Melalui mekanisme IPO, MUTU melepas sebanyak-banyaknya 942,85 miliar lembar saham atau maksimal 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.