Emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), mencatatkan penurunan kerugian yang cukup signifikan pada semester pertama tahun ini sebesar 48% menjadi Rp 7,2 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 14,17 triliun.
Sedangkan, pada kuartal kedua 2023, perusahaan tercatat membukukan penurunan kerugian 56% menjadi Rp 3,31 triliun dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp 7,55 triliun.
Penyebab kerugian turun karena manajemen GOTO berhasil menurunkan total beban operasional selama enam bulan pertama tahun ini sebesar 32,2% menjadi Rp 13 triliun dibanding periode semester pertama 2022 lalu senilai Rp 19,2 triliun.
Di tengah beban yang menurun, GOTO mencatat margin kontribusi tetap positif untuk kuartal kedua berturut-turut mencapai Rp1,0 triliun, yang merupakan 0,73% sebagai persentase dari GTV yang mencapai Rp 143 triliun.
Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo, mengatakan metrik profitabilitas utama perusahaan terus mencatatkan kemajuan selama enam kuartal berturut-turut seiring dengan pengurangan insentif dan program pemasaran produk yang tidak produktif. Di sisi lain, perusahaan tetap fokus pada konsumen profitabel.
Sementara itu, perusahaan juga mencatatkan kenaikan pendapatan bersih 102,5% menjadi Rp 6,9 triliun dari semester pertama 2022 lalu.
"Pendapatan meningkat dibanding tahun sebelumnya sebagai hasil dari meningkatnya monetisasi di seluruh lini bisnis kami, dengan take rate Grup mencapai 4,1%, atau meningkat 40 bps dari tahun sebelumnya," kata Jacky, dalam siaran persnya, Selasa (15/8).
Jacky melanjutkan, perusahaan juga terus mengelola beban usaha secara disiplin sesuai dengan tujuan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif dalam kuartal keempat tahun ini.
"Didorong pergerakan yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, kami juga memperbarui pedoman EBITDA Grup yang disesuaikan1 untuk tahun 2023 menjadi antara Rp-4,5 triliun dan Rp-3,8 triliun," tuturnya.
Senada, Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo mengatakan, perseroan akan terus memperluas basis konsumennya, tanpa menggunakan insentif yang tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang, dalam kalangan konsumen yang memprioritaskan harga yang memprioritaskan value for money.
"Kami sedang mempersiapkan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan tersebut, dan saat ini GoTo akan terus beroperasi dengan mempertahankan kedisiplinan pengelolaan beban usaha, seiring beralihnya pilihan layanan kami untuk melayani pasar lebih luas," ucap Patrick.