Aksi borong saham yang dilakukan oleh Patrick Walujo yang tak lain merupakan Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dinilai positif bagi harga saham GOTO. Apalagi ia memborong 62,92 juta saham GOTO Seri A di pasar regular dengan harga rata-rata Rp 90,22 per saham alias sesuai harga pasar saat ini.
Head of Research Team & Strategist Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy menilai, pembelian saham GOTO oleh direksi di harga pasar menandakan optimisme manajemen perseroan akan potensi perbaikan kinerja lebih lanjut.
Adapun pada publikasi laporan keuangan kuartal dua 2023, EBITDA Grup yang disesuaikan membaik sebesar 72% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 1,2 triliun.
“Hal ini mencerminkan perbaikan konsisten selama enam kuartal berturut-turut,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (29/8).
Marjin kontribusi grup bahkan mencapai Rp 1 triliun atau 0,73% sebagai persentase dari nilai transaksi bruto alias meningkat 207 basis poin (bps) dibandingkan tahun sebelumnya dan 30 bps dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pendapatan bruto meningkat 6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 5,8 triliun. “Insentif dan pemasaran produk berkurang sebesar 43% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan penghematan pada kuartal ini sebesar Rp 2,7 triliun, ujarnya.
Senada Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, perihal Patrick Walujo yang membeli saham GOTO sendiri tentu menunjukkan optimisme pada perusahaan yang dipimpinnya.
“Apalagi GOTO sedang dalam arah menuju laba positif EBITDA. Selain itu ini juga bisa menjadi katalis positif untuk investor ritel,” katanya.
Pada penutupan sesi satu Selasa (29/8) saham GOTO menguat 5,88% ke level Rp 90 per lembar. Saham GOTO bahkan masuk di jajaran top gainers pada sesi tersebut. Namun secara year to date saham emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar ini turun 3,23%.
GOTO sebelumnya dinilai bisa mencapai EBITDA yang disesuaikan impas pada kuartal empat 2023. Bank investasi global JP Morgan dalam riset terbarunya pun memperkirakan EBITDA disesuaikan GOTO akan mencapai positif Rp 8,2 triliun pada 2025.
Hal itu bersamaan dengan manajemen GOTO yang juga memperbarui EBITDA disesuaikan untuk sepanjang tahun 2023 pada kisaran minus Rp 3,8 triliun sampai Rp 4,5 triliun. Nilai ini direvisi dari target sebelumnya minus sebesar Rp 4,6 triliun sampai dengan Rp 5,3 triliun.
Untuk itu meskipun saat ini berada dalam tren melemah, JP Morgan tetap merekomendasikan pembelian atau overweight dengan target harga Rp 135 per saham.
Selain itu JP Morgan juga menyoroti perihal manajemen yang baru di bawah kendali CEO Patrick Walujo yang akan mempercepat GOTO untuk mencapai profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan, Patrick Walujo selalu menegaskan tidak lagi melakukan bakar uang secara berlebihan untuk mengejar pertumbuhan. Investor kawakan tersebut memilih pertumbuhan yang berkualitas demi neraca keuangan yang sehat dan memiliki fundamental yang kuat.
"Potensi upside akan didorong oleh kemampuan GOTO dalam mencetak EBITDA yang disesuaikan impas pada kuartal keempat yang dapat membuat konsensus merevisi ke atas outlook kinerja serta menghilangkan kekhawatiran investor soal likuiditas perusahaan," tulis JPMorgan dalam risetnya, dikutip Sabtu (26/8).
Pada semester satu 2023, GOTO mencatatkan pendapatan bersih Rp 6,88 triliun, melesat 102,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3,40 triliun. Induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial (GTF) ini berhasil menekan rugi bersih atribusi entitas induk menjadi Rp 7,16 triliun, dipangkas 48% dibandingkan dengan semester satu 2022 yang rugi hingga mencapai Rp 13,65 triliun.
Mengacu ke jumlah dan harga rata-rata pembelian, Patrick merogoh kocek sekitar Rp 6,3 miliar untuk kepemilikan saham setara 0,01% tersebut. Bos Northstar ini melakukan pembelian di pasar reguler pada periode perdagangan 21-23 Agustus 2023.
“Transaksi pembelian saham dilakukan untuk tujuan investasi pribadi,” ucap Sekretaris Perusahaan GoTo R A Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (29/8).
Menariknya ini kali pertama Patrick Walujo mendaftarkan namanya sendiri dalam pembelian saham GOTO. Sebab Patrick selama ini kerap menanam modal melalui bendera entitasnya yakni Northstar Group. Begitu pun yang terjadi dengan investasi pada Gojek alias perusahaan penyedia aplikasi taksi dan ojek online atau ojol itu ketika baru berdiri.
Selain Patrick, GoTo melaporkan pembelian saham oleh anggota direksi lainnya, yakni Pablo Malay selaku Direktur/Chief Corporate Officer. Pablo membeli 15,25 juta saham GOTO di harga rata-rata Rp 85 per saham. Dengan demikian, ia mengeluarkan dana sekitar Rp 1,29 miliar. Setelah transaksi ini tuntas, jumlah kepemilikan saham Pablo melonjak dari 5,78 juta menjadi 21,04 juta saham.
Di sisi lain, Goto Peopleverse Fund (GPF) terus mengalihkan 7,91 juta saham GOTO. Pendistribusian saham untuk karyawan, dan konsultan GoTo itu dituntaskan pada 25 Agustus 2023. Dalam pengalihan itu, GPF dibantu Stockbit Sekuritas Digital, dan SGC-CIMB Sekuritas Indonesia.
Menyusul penuntasan transaksi itu, saham GOTO di GPF tinggal sebanyak 71,7 miliar atau setara dengan 6,05%. Jumlah itu berkurang 0,01% dari sebelum transaksi dengan tabulasi sekitar 71,71 miliar saham atau 6,06%.