Transaksi di Pasar Saham Tembus Rp 13,3 T, Penguatan IHSG Berlanjut
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan kenaikan pada akhir perdagangan Kamis (14/9). IHSG mampu menguat 23,86 poin atau 0,34% ke posisi 6.959,33.
Dari 11 sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), lima sektor berhasil menguat dan enam melemah. Sektor industri dasar menguat paling tinggi dengan persentase 1,25% sedangkan sektor infrastruktur anjlok hingga 0,70%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham hari ini tercatat cukup ramai mencapai Rp 13,33 triliun dengan volume 35,64 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1,18 juta kali.
Tercatat sebanyak 282 saham terkoreksi, 241 saham menguat, dan 232 saham tidak bergerak. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini menjadi Rp 10.348,49 triliun
Senada Bursa Asia juga mayoritas menguat. Hang Seng naik 0,21%, Shanghai Composite menguat 0,11%, Nikkei 225 melonjak 1,41%, dan Straits Times terkerek 0,95%.
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (14/9) menyebutkan, bursa global bergerak variatif namun cenderung menguat. Hal ini disebabkan oleh investor merespon inflasi AS yang sebesar 3,7% secara tahunan bukan merupakan suatu kejutan besar. Sebab kenaikan ini sedikit di atas ekspektasi yang sebesar 3,6%.
Selain itu, kabar baiknya adalah inflasi inti melambat menjadi 4,3% atau turun jika dibandingkan pada bulan Juli yang sebesar 4,7%.
Perlambatan inflasi inti sesuai dengan ekspektasi pasar. Tentunya capaian ini membuat The Fed menimbang-nimbang terkait keputusan tingkat suku bunganya minggu depan.
Setelah rilis data inflasi, probabilitas tingkat suku bunga untuk tidak dinaikkan semakin meningkat, berdasarkan CME, sebanyak 97% probabilitas tingkat suku bunga The Fed tetap berada dikisaran 5,25–5,5%. Investor global juga menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada malam hari ini.
“Di mana, para investor kebanyakan berekspektasi bahwa tingkat suku bunga Eropa naik menyentuh rekor tertinggi. Dengan kenaikkan tingkat suku bunga tentu saja sangat memungkinkan bila mata uang euro akan menguat,” tulis riset.
Selain itu, di dalam negeri, investor menantikan rilis data neraca perdagangan Indonesia yang diproyeksikan mencapai US$ 1,55 miliar atau naik daripada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,31 miliar.
Saham top gainers:
- PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Saham top losers:
- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
- PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)