Transaksi Perdagangan Karbon Capai Rp 29,2 Miliar di Hari Perdana

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Presiden Joko Widodo berpidato saat peresmian bursa karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Pemerintah secara resmi meluncurkan bursa karbon atau jual beli kredit karbon (carbon credit) yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui indeks IDXCarbon sebagai bentuk kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia melawan krisis iklim.
26/9/2023, 17.18 WIB

Bursa Efek Indonesia atau BEI mencatat nilai transaksi perdagangan karbon mencapai Rp 29,2 miliar pada hari perdana perdagangan, Selasa (26/9).

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik melaporkan total volume hingga akhir perdagangan yaitu sebanyak 459,95 tCO2. Lalu total transaksi yaitu 27 transaksi dengan 15 total pembeli, serta satu penjual.

Rinciannya transaksi di pasar reguler yaitu 17 kali, pasar negosiasi sebanyak 3 kali, dan pasar lelang yakni 2 kali. "Total pengguna jasa atau user per hari ini yaitu 16 pengguna jasa," kata Jeffrey kepada wartawan, Selasa (26/5).

Adapun, harga pembukaan pasar reguler yakni Rp 69.600 dan harga penutupan pasar reguler Rp 77.000.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya menargetkan sebanyak 99 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara yang berasal dari 42 perusahaan dengan total kapasitas terpasang 33.569 megawatt (MW) dapat berpartisipasi dalam perdagangan karbon.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut 99 PLTU itu setara 86% dari PLTU dari yang beroperasi di Indonesia. "Harapan kami agar PLTU dapat mulai bertransaksi melalui bursa karbon, tahun ini juga," kata Mahendra.

Selain subsektor PLTU, nantinya perdagangan bursa karbon di Indonesia juga akan diramaikan sejumlah sektor lain seperti sektor kehutanan, kehutanan, migas, industri umum dan sektor kelautan.


Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail