Indeks saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Selasa (31/10) seiring dengan pengumuman laporan keuangan sejumlah emiten dan penantian pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed).
Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,65% ke level 4.193,80. Sementara itu, Nasdaq Composite naik 0,48% ke level 12.851,24. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 123,91 poin atau 0,38% ke level 33.052,87.
Saham-saham di sektor real estate dan keuangan di S&P 500 mengalami kinerja yang lebih baik, masing-masing naik sebesar 2% dan 1,1%. Namun, beberapa saham teknologi berkapitalisasi pasar besar tertinggal. Saham Alphabet dan Meta Platforms merosot, sementara Nvidia turun hampir 1%.
Indeks Volatilitas Cboe (VIX) juga menurun ke level 18, di bawah rata-rata jangka panjang yang berada di level 20. Indeks ini mengukur tingkat kekhawatiran investor di pasar. Level VIX yang lebih tinggi dapat mengindikasikan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi di pasar.
Musim laporan keuangan terus berlanjut. Harga saham Caterpillar terkoreksi lebih dari 6% setelah produsen peralatan konstruksi ini mengumumkan bahwa pendapatan kuartal keempatnya hanya akan naik tipis dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Selain itu, saham JetBlue juga menurun lebih dari 10% setelah pengumuman kinerja kuartal ketiga yang tidak sesuai dengan ekspektasi, baik dari sisi pendapatan maupun laba. Saham-saham tersebut mencatatkan penurunan selama tiga bulan berturut-turut.
Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun sebanyak 1,4% dan 2,2%. Ini merupakan kali pertama kedua indeks tersebut mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut sejak Maret 2020. Nasdaq, yang didominasi oleh saham sektor teknologi, juga mengalami penurunan sebesar 2,8% pada bulan Oktober dan mencatatkan bulan ketiga berturut-turut dengan kinerja negatif.
Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS Melonjak
Tak hanya itu, kerugian juga meningkat selama Oktober seiring dengan lonjakan cepat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS. Selama bulan tersebut, imbal hasil obligasi AS dengan tenor 10 tahun melampaui level 5% untuk pertama kalinya sejak 2007. Para pelaku pasar mengaitkan kenaikan ini dengan berbagai faktor, termasuk kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menjaga suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Federal Reserve akan merilis keputusan suku bunga berikutnya pada Rabu (1/11). Harga kontrak berjangka Fed Funds menunjukkan probabilitas lebih dari 99%. Hal ini menunjukkan pasar mengekspektasikan bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini.
Analis Strategi Investasi di Baird, Ross Mayfield, mengatakan apabila The Fed mengumumkan mereka telah selesai melakukan penyesuaian suku bunga untuk tahun ini, serta memberikan petunjuk bahwa mereka cenderung mengambil kebijakan yang lebih mengarah pada suku bunga rendah (dovish), hal itu akan memberikan sentimen positif ke pasar. .
"Namun saya rasa Anda membutuhkan beberapa tekanan penurunan pada suku bunga untuk benar-benar mendapatkan pergerakan yang lebih berkelanjutan pada saham," kata Mayfield seperti dikutip dari CNBC pada Rabu (1/11).
Secara historis, November adalah bulan yang kuat bagi pasar. Para pialang saham juga berharap bahwa faktor musiman ini akan mendukung reli pasar menjelang akhir tahun. Namun, mereka meyakini bahwa penurunan puncak imbal hasil obligasi akan menjadi prasyarat sebelum mereka bisa melihat beberapa kelegaan di pasar saham.