Kinerja Saham Grup Adaro di 2023, Kompak Merosot

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Penulis: Lona Olavia
29/12/2023, 13.24 WIB

Saham Grup Adaro terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir, yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) loyo di sepanjang tahun 2023.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ADRO dan anak usahanya ADMR anjlok, bahkan ada yang nyaris turun 30% dari periode awal tahun hingga 28 Desember 2023.

Hingga penutupan perdagangan Kamis (28/12), saham ADRO diperdagangkan di angka Rp 2.580 per saham, ambles 28,13% dari awal tahun.

Begitupun dengan saham ADMR yang berada di level Rp 1.365 per saham atau sudah merosot 18,75%.

Padahal saham ADMR sempat menjadi buah bibir saat meroket hingga 2.890% pada tahun pertama melantai (listing) di BEI pada 3 Januari 2022. Kala itu harga penawaran umum perdana saham emiten batu bara tersebut dipatok hanya Rp 100 per saham.

Lalu dalam 3 bulan usai melantai saham ADMR meroket hingga ke Rp 2.990 per saham. Ini merupakan level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) ADMR.

Kenaikan gila-gilaan saham ADMR waktu itu, selain spekulasi khas saham IPO, berkaitan pula dengan tren kendaraan listrik. Apalagi ADMR mengakuisisi perusahaan smelter aluminium demi memasok komponen kendaraan listrik.

Tak heran lonjakan itu menjadikan ADMR saham IPO paling cemerlang sekaligus saham paling moncer di antara ratusan saham di BEI kala itu.

Namun sayangnya kemeriahan itu kini tak terasa lagi. Penurunan harga batu bara menjadi salah satu biang keroknya. 

Harga batu bara ambruk dan terlempar ke level psikologis US$ 140. Kejatuhan harga terjadi akibat lesunya permintaan Cina dan India sebagai dua negara konsumen batu bara terbesar dunia dan ambruknya harga minyak ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir. 

Berikut kinerja saham dari Grup Adaro di 2023 dari awal tahun hingga 28 Desember:

NoEmitenPergerakan SahamHarga per Saham
1PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Turun 28,13%Rp 2.580
2PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)  Turun 18,75%Rp 1.365

data: diolah penulis.

Penurunan harga saham juga sejalan dengan pendapatan dan laba ADRO yang kompak merosot sepanjang sembilan bulan 2023. Laba bersih sebesar US$ 1,21 miliar hingga September 2023, mengalami penurunan 36,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagai gambaran, jika dikonversi dalam kurs saat ini sebesar Rp 15.885 per dolar AS, keuntungan ADRO masih cukup jumbo, yakni setara Rp 19,36 triliun.

ADRO meraup pendapatan usaha sebesar US$ 4,98 miliar hingga September 2023. Merosot 15,73% dibandingkan pendapatan September 2022 sebesar US$ 5,91 miliar.

Begitupun dengan ADMR yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan per September 2023, tetapi laba bersih terkoreksi. ADMR membukukan pendapatan US$ 720,62 juta atau Rp 11,25 triliun per September 2023. Pendapatan ADMR naik 8,12% dari US$ 666,48 juta per September 2022.

Tetapi ADMR mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk US$ 250,50 juta atau Rp 3,91 triliun. Laba bersih tersebut turun 11,87% dari sebelumnya US$ 283,36 juta.