Penetapan Skema Merger Citilink dan Pelita Tunggu Lapkeu Garuda

Katadata/ Wahyu Dwi Jayanto
Kementerian BUMN memperkirakan kinerja keuangan Garuda Indonesia pada tahun lalu hijau.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
8/1/2024, 14.27 WIB

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan pihaknya belum menggodok skema merger antara PT Citilink Indonesia dan PT Pelita Air Service. Menurutnya, penggabungan kedua BUMN penerbangan tersebut akan bergantung pada performa keuangan PT Garuda Indonesia Tbk sepanjang 2023

Meski demikian, Tiko menilai laporan keuangan emiten maskapai berkode GIAA tersebut berada di zona hijau. Walau demikian,ia mengakui kinerja keuangan GIAA sempat berdarah-darah saat masuk proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

"Saat ini belum ada skema merger Pelita dan Garuda. Kami sedang menunggu laporan akhir tahun Garuda 2023 dulu," kata Tiko di Waskita Rajawali Tower, Senin (8/1).

Tiko menyampaikan, GIAA telah mencetak keuntungan sepanjang 2023. Oleh karena itu, pemerintah mengarahkan GIAA untuk fokus mengatur manajemen rute penerbangan, efisiensi avtur, dan penetapan harga dinamis sepanjang tahun ini.

Oleh karena itu, Tiko mengingatkan masyarakat bahwa harga tiket Garuda akan tinggi saat puncak musim liburan. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan yang berorientasi profitabilitas.

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengatakan merger antara GIAA dan Pelita dibutuhkan untuk menekan harga tiket penerbangan domestik. Erick berpendapat salah satu penyebab naiknya harga tiket pesawat adalah minimnya armada yang dimiliki maskapai.

Jumlah armada penerbangan di dalam negeri saat ini hanya mencapai 450 unit. Angka tersebut turun dari posisi sebelum pandemi Covid-19 atau 2019 sejumlah 750 unit.

Erick menekankan minimnya armada pesawat bukan karena rendahnya kapabilitas maskapai pelat merah. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena maskapai milik pemerintah saat ini memang belum pulih dari pandemi Covid-19.

Ia menghitung total pesawat yang harus beroperasi di dalam negeri adalah 720 unit. Angka tersebut didapatkan setelah membandingkan kondisi perekonomian nasional dengan perekonomian Amerika Serikat.

"Karena minimnya pesawat itu kami mendorong merger Pelita dengan Citilink supaya kami punya kekuatan untuk menyeimbangkan harga tiket pesawat," kata Erick di Waskita Rajawali Tower, Rabu (13/12).

Reporter: Andi M. Arief