Wall Street Ditutup Ceria, S&P dan Dow Jones Sentuh Rekor Tertinggi

Antara
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.
8/2/2024, 08.20 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menguat pada perdagangan saham Rabu (7/2). Kenaikan tersebut didorong oleh respons positif investor terhadap serangkaian laporan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS.

S&P 500, yang pertama kali mencapai level 4.000 pada April 2021, melesat sebesar 0,82%, menutup perdagangan di angka 4.995,06. Pertama kalinya S&P 500 terbang hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) mendekati level 5.000.

Indeks Nasdaq Composite juga melonjak sebesar 0,95%, ditutup pada 15.756,64. Sementara Dow Jones Industrial Average menguat 156 poin atau 0,4%, juga mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa di 38.677,36.

Kepala Investasi Bokeh Capital, Kim Forrest mengatakan kenaikan tersebut dipicu oleh hasil pendapatan, yang berdampak positif pada perusahaan lainnya yang mungkin belum mengumumkan hasil laporan keuangan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan tersebut berhasil meraih keuntungan secara signifikan.

“Beberapa hal yang kita alami tahun ini adalah orang-orang tidak ingin tertinggal seperti tahun lalu,” kata Forrest seperti dikutip dari CNBC.com, Kamis (8/2).

Di samping itu, saham-saham melonjak karena investor mempertimbangkan sejumlah laba perusahaan yang positif dan perusahaan teknologi besar terus mengalami kenaikan.

Saham Nvidia dan Microsoft naik sekitar 2% hingga mencapai level tertinggi baru, sementara saham Meta Platforms melonjak 3,3%. Saham Alphabet dan Amazon masing-masing terapresiasi sekitar 1%.

Kinerja keuangan yang melebihi perkiraan, ditambah dengan panduan yang optimis, menjadi pendorong kekuatan bagi pasar dalam beberapa minggu terakhir. Hal tersebut menunjukan belanja konsumen tetap stabil dan ekonomi tetap kuat meskipun tingkat suku bunga yang tinggi.

Kepala Investasi AlTi Tiedemann Global, Nancy Curtin mengatakan kabar baik telah tiba dan ekonomi AS terus menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Sementara itu, ia juga mencatat bahwa pada saat yang sama masih terlihat tanda-tanda disinflasi dan pertumbuhan yang kuat.

"Hal ini merupakan latar belakang positif bagi The Fed pada suatu saat untuk memangkas suku bunga tahun ini," ucap Curtin.

Meskipun ada penurunan ekspektasi terhadap suku bunga 2024, kenaikan ini tetap terjadi setelah komentar dari bank sentral. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell memberi isyarat pekan lalu bahwa investor perlu menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya sebelum melakukan perubahan.

Sementara Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, mengungkapkan pada hari Rabu ia memperkirakan hanya akan terjadi dua hingga tiga penurunan suku bunga tahun ini.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila