Otoritas Jasa Keuangan mencatat kinerja pasar saham Indonesia sampai 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global. OJK mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,86% sejak awal tahun atau year to date ke level 7.335, serta membukukan aksi beli bersih investor asing atau net buy sebesar Rp 20,05 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, memaparkan posisi terakhir nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 11.600 triliun dan juga nilai asset under management pengelolaan investasi tercatat Rp 800 triliun, turun 2,96% ytd.
"Kalau kami lihat kepada fundraise-nya, antusiasme pendanaan lewat pasar modal di tahun ini juga terlihat pada penghimpunan dana itu Rp 12,34 triliun di tahun ini," kata Inarno dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2).
Selain itu dalam pipeline OJK terdapat 86 penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif Rp 50 triliun. Sementara rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 59 perusahaan.
Di sisi lain bursa karbon sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 16 Februari 2024, sudah memiliki 48 pengguna jasa yang memperoleh izin dengan total volume 501 ribu ton CO2 ekuivalen. Serta akumulasi nilai Rp 31,36 miliar, dengan rincian 31,39% di pasar reguler, 9,69% di pasar negosiasi, dan 58,92% di pasar lelang.
"Untuk merealisasikan potensi perdagangan karbon, OJK akan meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam mengupayakan terciptanya ekosistem yang diperlukan," sebutnya.
Inarno juga menyampaikan jika OJK terus memperkuat infrastruktur pasar modal melalui penerbitan kebijakan beberapa prioritas. Seperti penyempurnaan aturan terkait dengan penyediaan liquidity provider saham, dan penyempurnaan aturan transaksi margin dan short-selling, Dirinya berharap penerbitan kebijakan dapat berperan dalam meningkatkan likuiditas dan meningkatkan transaksi di pasar saham.