Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan lebih lanjut perihal rencana penggabungan usaha atau merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Corporate Secretary XL Axiata, Ranty Astari Rachman mengatakan rencana transaksi tersebut masih dalam tahap evaluasi awal. Ia menyebut, XL Axiata dan Sinar Mas bertujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo. Tidak hanya itu, XL Axiata menyebut tidak ada kepastian bahwa diskusi yang berjalan saat ini akan menghasilkan suatu kesepakatan yang mengikat dan tidak pula penyelesaian dari rencana transaksi.
Adapun pasca-merger, XL Axiata optimistis perusahaan hasil merger nanti (MergeCo) akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi, dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari masyarakat Indonesia.
"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham," kata Ranty dalam keterangannya, Jumat (17/5).
Ranty menambahkan, belum ada informasi terkait indikasi timeline karena nota kesepahaman baru saja ditandatangani oleh pemegang saham. Perusahaan memastikan, dalam proses pelaksanaan rencana merger nanti senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk penyampaikan pengumuman ringkasan rencana merger dan RUPS.
Sedangkan Corporate Secretary Smartfren, James Wewengkang mengatakan rencana penggabungan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia, misalmya sektor telekomunikasi dan pemangku kepentingan, dan dengan lebih efektif mendukung aspirasi dan kebutuhan digital Indonesia.
Sejalan dengan hal tersebut, Smartfren menilai penjajakan rencana penggabungan itu dilatarbelakangi oleh suatu upaya pengembangan perseroan ke arah yang lebih baik. Hal itu dengan mengindahkan arahan dari pemerintah kepada para pelaku bisnis untuk melakukan konsolidasi di sektor telekomunikasi.
Adapun terkait surviving entity pasca-merger operasi, James menilai perseroan juga belum mendapatkan informasi dari pemegang saham mengenai surviving entity pasca merger. Smartfren berpendapat bahwa surviving entity akan ditentukan oleh pemegang saham setelah dilakukannya proses uji tuntas dan saat negosiasi perjanjian definitif.
“Untuk selanjutnya, akan disampaikan penjelasan terkait hal ini pada waktunya, apabila perseroan telah menerima/memiliki informasi terkait yang relevan,” kata James dalam keterangannya.
Pada perdagangan Jumat ini, harga saham EXCL terpantau naik 2,52% ke level Rp 2.440 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 32,03 triliun. Sedangkan, saham FREN bertahan di level Rp 50 dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 23,84 triliun.