S&P 500 Catat Kenaikan Tertinggi sejak 2022 Pasca Rilis Data Tenaga Kerja AS

Antara
Indeks S&P 500 naik 2,3% dan ditutup pada level 5.319, mencatatkan hari terbaiknya sejak November 2022.
Penulis: Hari Widowati
9/8/2024, 06.12 WIB

Saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS) naik pada Kamis (8/8) setelah data pasar tenaga kerja baru mendorong kepercayaan investor terhadap ekonomi AS menyusul aksi jual yang tajam pada awal pekan ini. Indeks S&P 500 naik 2,3% dan ditutup pada level 5.319, mencatatkan hari terbaiknya sejak November 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 683,04 poin atau 1,76%, menjadi 39.446,49. Nasdaq Composite menguat 2,87% dan ditutup di 16.660,02.

Harga saham raksasa farmasi Eli Lilly melonjak 9,5% setelah membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan meningkatkan prospek setahun penuh karena permintaan yang kuat untuk pengobatan diabetes Mounjaro dan obat obesitas Zepbound.

Saham-saham yang paling terpukul pada hari Senin (5/8) bangkit kembali pada hari Kamis (8/8). Produsen cip Nvidia dan Broadcom harga sahamnya melonjak lebih dari 6%. Harga saham Meta Platforms naik 4,2% sedangkan saham Apple naik sekitar 1,7%.

Klaim pengangguran mingguan terbaru berada di bawah perkiraan, membantu meredakan beberapa kekhawatiran baru-baru ini mengenai kekuatan pasar tenaga kerja. Departemen Tenaga Kerja melaporkan pengajuan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya mencapai 233.000 pada minggu lalu, turun 17.000 dari minggu sebelumnya. Angka tersebut juga lebih rendah dari estimasi para pelaku pasar yang sebesar 240.000.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor sepuluh tahun mencapai 4% setelah data klaim pengangguran dirilis. Kenaikan bursa saham Wall Street pada hari Kamis juga ditopang oleh pelemahan yen terhadap dolar AS. Penguatan yen yang menyebabkan pembatalan apa yang disebut carry trade adalah penyebab utama penurunan tajam saham hari Senin lalu.

"Ini adalah pemulihan yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang. Kami membutuhkan kabar baik untuk bergerak maju dan untuk membuktikan bahwa reli ini tahan lama," kata Kepala Strategi Investasi SoFi, Liz Young Thomas, kepada "Closing Bell" di CNBC pada Kamis (8/8).

Pada reli setelah angka-angka klaim pengangguran yang baru, Young mengatakan bahwa hal itu mengindikasikan pasar bahkan lebih sensitif terhadap semua data yang masuk. Kenaikan bursa saham AS ini juga menunjukkan bahwa pasar akan melihat lebih banyak volatilitas saat mendapatkan data yang mungkin bertentangan.

Indeks-indeks utama masih lebih rendah dari minggu lalu, namun telah memulihkan sebagian besar kerugiannya dari kejatuhan pada hari Senin. S&P 500 turun 0,5% untuk minggu ini, sementara Dow dan Nasdaq turun sekitar 0,7%.

Societe Generale: Terlalu Dini untuk Menyebut Resesi AS

Societe Generale menyebut para investor seharusnya tidak menjadi pesimis terhadap ekonomi AS meskipun volatilitas pasar minggu ini berasal dari meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya hard landing.

"Pergerakan terbesar minggu lalu terjadi di Jepang dan saham-saham teknologi, ini menunjukkan bahwa valuasi teknologi dan pembalikan carry-trade adalah penjelasan yang lebih meyakinkan untuk volatilitas daripada meningkatnya probabilitas resesi AS," kata Kepala Strategi Ekuitas Asia dan Ahli Strategi Multi Aset Frank Benzimra, dalam sebuah catatan pada Kamis (8/8), seperti dikutip CNBC.

Benzimra mengatakan jika AS benar-benar menghindari resesi, hal itu akan dikombinasikan dengan pelonggaran kebijakan moneter sehingga menguntungkan ekuitas Tiongkok dan Hong Kong.

Saham-saham maskapai penerbangan berkinerja lebih baik selama reli pada Kamis (8/8). Hal ini menjadi sebuah pertanda bahwa para investor mungkin lebih nyaman dengan kondisi ekonomi setelah jumlah klaim pengangguran yang lebih baik daripada yang diperkirakan.

Harga Global Jets ETF AS (JETS) naik sekitar 3% pada perdagangan sore hari. Reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa tersebut turun hampir 12% sepanjang bulan ini. Harga saham American Airlines dan Delta Air Lines masing-masing naik lebih dari 4% dan membantu mendorong kenaikan ETF ini.