Wall Street Turun, S&P 500 dan Nasdaq Gagal Pertahankan Kenaikan Beruntun

Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
21/8/2024, 06.21 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, turun pada perdagangan Selasa (20/8). Koreksi ini menghentikan tren kenaikan beruntun setelah investor tidak berhasil melanjutkan reli pemulihan pasar.

Terkoreksinya saham mengakhiri reli kenaikan delapan hari beruntun untuk S&P 500 dan Nasdaq, yang merupakan periode positif pertama bagi kedua indeks sejak akhir 2023.

S&P 500 terkoreksi 0,2% menjadi 5.597,12, sementara Nasdaq Composite merosot 0,33% ke 17.816,94. Dow Jones Industrial Average turun 61,56 poin atau 0,15% ke level 40.834,97.

Jika S&P 500 berhasil ditutup naik pada hari Selasa, hal ini akan menjadi kemenangan beruntun terpanjang sejak 2004. Sementara itu, Dow mencatat hari negatif pertamanya dalam enam sesi terakhir.

Meskipun terkoreksi, indeks utama mulai telah bangkit dan volatilitas pasar menurun sejak awal bulan. Indeks Volatilitas CBOE (VIX) terakhir kali tercatat di bawah 16, setelah mencapai level 65 pada 5 Agustus.

Hari tersebut juga menandai sesi terburuk S&P 500 sejak 2022, dipicu oleh aksi jual global akibat laporan pekerjaan bulan Juli yang mengecewakan dan kenaikan suku bunga di Jepang.

Namun, kuatnya data penjualan ritel dan rendahnya laporan inflasi yang dirilis minggu lalu telah meredakan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi.

Saat ini, S&P 500 dan Nasdaq telah naik lebih dari 1% sepanjang bulan ini, menunjukkan perubahan signifikan di pasar.

Pakar Strategi Investasi Senior di U.S. Bank Wealth Management, Tom Hainlin mengungkapkan bahwa terjadi aksi jual karena investor tengah menilai ulang situasi pasar dan kembali fokus pada fundamental perusahaan Amerika dan kondisi ekonomi.

"Setelah penilaian tersebut, terlihat para investor mulai kembali ke pasar ekuitas," kata Hainlin dikutip dari CNBC, Rabu (21/8).

Di samping itu, para investor bersiap untuk mengikuti simposium ekonomi tahunan Jackson Hole yang diselenggarakan oleh Federal Reserve.

Adapun Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan memberikan pidato pada hari Jumat (23/8) mendatang. Sebelum itu, pasar akan menganalisis risalah dari pertemuan kebijakan bank sentral bulan Juli yang akan dirilis pada Rabu (21/8).

Kendati demikian, Wall Street tengah mencari petunjuk terkait apa yang dapat diharapkan pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya. Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, fed fund futures menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga.

Perdebatan utama adalah apakah para gubernur bank sentral akan menurunkan suku bunga pinjaman sebesar seperempat poin atau setengah poin pada September.

Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, Sam Stovall mengatakan para pejabat The Fed ingin menunjukkan bahwa mereka sudah mengambil langkah-langkah yang tepat waktu, bukan terlambat merespons.

“Namun, di sisi lain, mereka juga berhati-hati agar tidak bertindak terlalu cepat sebelum situasi benar-benar stabil,” ucapnya.

Di sisi lain, perusahaan keamanan siber Palo Alto Networks melonjak lebih dari 7%. Hal itu usai laporan keuangan kuartal keempat fiskal mereka melampaui perkiraan analis, serta mengumumkan pembelian kembali (buyback) saham senilai US$ 500 juta.

Selain itu, peritel perlengkapan rumah tangga Lowe's turun lebih dari 1% setelah melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan dan menurunkan proyeksi laba tahunannya, dengan alasan adanya perlambatan dalam belanja konsumen.

Saham Bank of America juga tergelincir sekitar 2,5% karena konglomerat Warren Buffett melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway, terus menjual saham mereka di bank tersebut.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila