BEI Gelontorkan Dana Rp 96,9 Miliar Bangun JATS Generasi Baru

Katadata/Hufaz Muhammad
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengucurkan dana Rp 96,9 miliar hingga Rp 105,78 miliar untuk membangun Jakarta Automated Trading System atau JATS generasi terbaru.
24/9/2024, 14.58 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengucurkan dana Rp 96,9 miliar hingga Rp 105,78 miliar untuk membangun Jakarta Automated Trading System atau JATS generasi terbaru. Sistem perdagangan otomatis ini ditargetkan meluncur pada 2026. 

Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Sunandar mengatakan, sumber dana untuk pengembangan JATS berasal dari 11% sampai dengan 12% dari kas internal BEI. Pembaharuan JATS ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan volume perdagangan dan semakin banyaknya investor di pasar modal Indonesia.

"JATS generasi baru memiliki kemampuan proses penawaran jual beli yang mencapai 50 ribu sampai 100 ribu transaksi per detik, jauh lebih besar dibandingkan kemampuan saat ini yang hanya 12 ribu sampai 15 ribu transaksi per detik," kata Sunandar kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta, Selasa (24/9).

Sebagai informasi, JATS merupakan sistem komputerisasi di BEI yang digunakan sejak 22 Mei 1995. Ia menyebut pembaharuan sistem perdagangan ini sejalan dengan strategi bisnis BEI terkait peningkatan jumlah permintaan dan penawaran, yakni peningkatan jumlah investor dan jumlah emiten BEI.

Untuk diketahui, sebelumnya otoriras bursa melakukan pemutakhiran sistem perdagangan efek Jakarta Automated Trading System Next Generation (JATS NextG) pada 2018 yang lalu. Saat itu aktualisasi sistem perdagangan efek meliputi pemindahan pusat data perdagangan efek (data center) dari gedung perkantoran ke gedung khusus data center dengan spesifikasi tier tiga. 

Adapun penerapan JATS NextG ini menggunakan aplikasi sistem perdagangan X-stream INET yang telah diimplementasikan di beberapa bursa lainnya di dunia. Sistem JATS NextG BEI akan memiliki peningkatan kapasitas order dan transaksi dari semula 5 juta order dan 2,5 juta transaksi per hari menjadi 15 juta order dan 7,5 juta transaksi per hari.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail