PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyatakan masih membuka peluang mengakuisisi perbankan lain, di samping PT Bank Royal Indonesia yang tengah dalam proses pembelian. Namun, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan, akuisisi satu bank saja sudah cukup untuk fokus pada pengembangannya.
"Kalau dibilang tertarik atau tidak, sebenarnya tidak (tertarik). Tapi kami dulu pernah janji di RBB (Rencana Bisnis Bank) pernah ada (rencana akusisi dua bank). Kalau sudah janji, jadi mesti ditepati," kata Jahja di Jakarta, Kamis (20/6).
Namun, Jahja enggan menjelaskan lebih lanjut terkait akusisi bank lainnya karena tidak ingin membuat spekulasi yang membuat harga saham banyak bank naik-turun. "Saya tidak mau merugikan orang," tegasnya.
(Baca: BCA Berencana Merger Bank Royal dengan BCA Syariah)
Jahja menegaskan, pihaknya saat ini akan berfokus pada pengembangan bisnis Bank Royal yang akan diakuisisi. Meski begitu, BCA belum menentukan fokus usaha untuk perbankan tersebut setelah proses akuisisi rampung. "Kami lagi fokus menyelesaikan akusisi Bank Royal dulu," katanya.
BCA sudah sejak lama berencana mengakusisi dua bank kecil untuk ditransformasi menjadi bank digital. Namun, rencana ini urung dilaksanakan. Alasannya, BCA ternyata sudah mampu bertransformasi menjadi bank digital tanpa perlu melalui anak usaha.
Akuisisi Bank Royal Direstui
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pemegang saham merestui langkah BCA mengakusisi Bank Royal. "Langkah selanjutnya minta izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Jahja.
Perusahaan menargetkan, proses akusisi Bank Royal rampung dalam 2 bulan hingga 3 bulan ke depan.
Terkait fokus bisnis Bank Royal, BCA masih memilih-milih bidang yang paling cocok. Seperti fokus pada pembiayaan ke mikro, wealth management, Usaha Kecil Menengah (UKM), atau bank digital model peer-to-peer (P2P) lending, termasuk opsi merger Bank Royal dengan BCA Syariah.
(Baca: Setelah Akuisisi, BCA Masih Cari Fokus Bisnis Bank Royal )
Terkait merger Bank Royal dengan BCA Syariah, Jahja sebelumnya mengatakan, penggabungan tersebut kemungkinan baru akan terealisasi pada tahun depan. Sebab, BCA akan fokus dulupada pembenahan kinerja keuangan Bank Royal hingga stabil dan menguntungkan, sebelum dimerger. Ini dilakukan agar tak merugikan BCA Syariah.
Seperti diketahui, BCA dan anak usahanya, PT BCA Finance, telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan pemegang saham Bank Royal pada 16 April 2019. BCA dan BCA Finance akan membeli 2,872 juta saham atau 100% saham Bank Royal.
BCA membeli saham itu dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemedi, Ibrahim Soemedi, Herman Soemedi, Nevin Soemedi, dan Ko Sugiarto. "Nilai maksimum transaksinya Rp 1 triliun," kata Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada April lalu.