Bank BNI Tak Ikut Biayai Inalum Akuisisi Saham Freeport

KATADATA
bank bni
Penulis: Ihya Ulum Aldin
18/7/2018, 20.36 WIB

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Achmad Baiquni menegaskan tidak mau menyalurkan pinjaman kepada Induk BUMN sektor Pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) terkait pembiayaan divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia. Alasannya, Bank BNI takut bersaing dengan bunga yang ditawarkan oleh bank asing.

Baiquni mengatakan sebelumnya Bank BNI memang berencana membiayai aksi korporasi Inalum ini. Namun, dengan banyaknya bank yang ikut dalam konsorsium pendanaan ini, BNI pun mengurungkan niatnya. Apalagi, banyak bank asing yang ikut dalam konsorsium ini dengan menawarkan skema pinjaman dan bunga yang lebih menarik.

“Saya pikir kalau lihat seperti ini rasanya berat bagi BNI. Bukan pull out, tapi kami meyakini bahwa kami bersaing di suku bunganya itu agak berat,” kata Baiquni di Menara BNI, Jakarta, Rabu (18/7). (Baca: Inalum Akan Kuasai Freeport dengan Pinjaman Bank Asing)

BNI merasa tidak akan mampu bersaing dengan bank-bank asing ini. Baiquni mengatakan mereka bisa menawarkan bunga yang lebih rendah untuk pembiayaan BNI. Hal yang sama pun bisa dilakukan kepada Inalum.

Meski menyatakan tidak akan menyalurkan pinjaman, hingga saat ini Inalum masih menegosiasikan tawaran bunga BNI. Sayangnya, Baiquni tidak mau menyebutkan besaran bunga yang ditawarkan oleh Bank BNI kepada Inalum.

Pertimbangan lain yang membuat Bank BNI enggan ikut membiayai divestasi 51% saham Freeport Indonesia adalah pinjaman yang diingkan oleh Inalum berupa dolar Amerika Serikat (AS). Apalagi, saat ini, nilai tukar rupiah sangat lemah terhadap dolar AS dan cadangan dolar yang dimiliki BNI sangat terbatas.

“Kami juga tetap harus melihat, ternyata potensi-potensi penyaluran kredit lain dengan suku bunga yang masih lebih menarik masih besar. Kenapa kita tidak pilih yang itu?” katanya.

Halaman: