Segmen Komersial Hambat Pertumbuhan Kredit Bank BUMN

ANTARA FOTO | Sigid Kurniawan
Penulis: Miftah Ardhian
20/11/2017, 13.57 WIB

Menurut data BI, pertumbuhan kredit September 2017 tercatat 7,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), turun dari bulan sebelumnya 8,3 persen. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga / DPK (tabungan dan deposito) tercatat 11,7 persen, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 9,6 persen. Adapun rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada pada level 2,9 persen secara gross dan 1,3 persen net.

Menyikapi hal tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan kredit hanya akan dikisaran 8 persen pada akhir tahun. Pemangkasan proyeksi pertumbuhan kredit ini sudah kedua kalinya dilakukan oleh BI. Pada Agustus lalu, proyeksinya dipangkas menjadi 8-10 persen. Lalu dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) kali ini, BI memangkas lagi proyeksi pertumbuhan kredit menjadi hanya 8 persen.

Salah satu alasan direvisinya proyeksi ini, karena permintaan kredit yang masih rendah dari korporasi. "Untuk keseluruhan 2017, Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen dan kredit tumbuh lebih rendah dari perkiraan semula, menjadi delapan persen," ujar Gubernur BI Agus DW. Martowardojo.

(Baca: OJK Akan Evaluasi Penurunan Bunga Kredit Perbankan Akhir Tahun)

Agus mengatakan, proyeksi pertumbuhan kredit yang masih lemah ini utamanya karena dua hal. Pertama, dari sisi permintaan yang masih lemah untuk segmen korporasi. Umumnya, karena baru menyelesaikan proses konsolidasi. Konsolidasi dilakukan dengan mengendalikan biaya-biaya, untuk meyakini neraca keuangannya sudah sehat.

"Rugi laba sudah lebih sehat dan sekarang ini mereka belum ajukan permintaan (kredit). Masih kaji perkembangan ekonomi dunia, harga komoditas, dan kajian secara umum dari prospek yang mereka yakini," kata dia.

Alasan kedua, dari sisi perbankan yang juga masih dalam tahap konsolidasi. Terutama, untuk menjaga agar kualitas kredit membaik yang diindikasikan dengan NPL yang menurun. 

Halaman: