Bunga Rendah, ORI 014 Diproyeksikan Tak Capai Target

KATADATA | Arief Kamaludin
obligasi ritel indonesia
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
29/9/2017, 12.19 WIB

Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara Ritel seri 014 (ORI 014) dengan bunga sebesar 5,85%. Dengan bunga terbilang kecil, produk ini diharapkan dapat menarik investor, meski penyerapannya diproyeksikan akan di bawah target.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menuturkan, penentuan bunga dilakukan dengan melihat pasar sekunder.

Dari hasil pemantauan pada 26 September 2017, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang memiliki tenor tiga tahun, setara dengan ORI 014 hanya 5,8%. Sedangkan, yang memiliki tenor 5 tahun dikisaran 5,93-5,94%. Bahkan sejak awal tahun, produk SBN dengan tenor 10 tahun sudah mengalami penurunan yield hingga 168,5 basis point (bps).

"Sehingga, tingkat bunga 5,85% ini masih sesuatu yang positif. Saya kira masih menarik lah," ujar Robert saat acara peluncuran ORI 014 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (29/9).

Robert mengakui bahwa dalam dua hari terakhir, terdapat sedikit peningkatan yield dari produk-produk tersebut. Namun, ia memperkirakan hal ini hanya berlangsung sementara karena Ia menyakini Indonesia sedang mengalami tren penurunan suku bunga.

Alasannya, inflasi yang di bawah 4% dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5% dinilai cukup menggambarkan makro ekonomi yang baik. Hal ini diperkuat dengan defisit yang terkendali dan rasio utang yang cukup rendah. 

Robert mengatakan, 19 penjual ORI 014 yang terdiri dari 18 perbankan dan 1 perusahaan efek memproyeksikan transaksi sebesar Rp 13,4 triliun. Nilai ini pun berada di bawah ekspektasi pemerintah pada awal tahun yakni sebesar Rp 20 triliun. Namun, kekurangan ini bisa ditutupi oleh lelang SUN dan SBSN yang masing-masing masih akan berlangsung 4 kali sampai akhir tahun ini.

"Karena original target kami Rp 20 triliun. Tapi penyesuaian ini sesuatu yang gampang kami olah dengan adanya lelang," ujarnya.

Robert pun memastikan, terdapat beberapa keuntungan berinvestasi ORI 014. Pertama, masa penawaran ORI 014 yang berlangsung 29 September-19 Oktober 2017 merupakan obligasi negara tanpa warkat. Artinya, bisa diperdagangkan di pasar sekunder setelah dua kali menerima pembayaran (holding period), berbeda dengan deposito perbankan.

Kedua, penerbitan ORI 014 ini dijamin pemerintah. Robert menjelaskan, tanggal penjatahan produk ini akan dilakukan 23 Oktober 2017 dan tanggal settelment di tanggal 25 Oktober 2017. Sementara, tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2020 dengan tenor 3 tahun dengan pembayaran kupon setiap tanggal 15 setiap bulannya.

Adapun, Realisasi penerbitan SBN sampai dengan 26 September 2017 mencapai 82,93 persen dari target penerbitan SBN secara gross. Targetnya sendiri sebesar Rp 712,9 triliun.

Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe mengungkapkan, penerbitan ORI 014 oleh pemerintah masih cukup menarik. Alasannya, peringkat surat utang Indonesia seluruhnya sudah mendapat rating investment grade. Oleh karenanya, risiko investasi akan semakin kecil.

Memang, Kiswoyo menjelaskan, dengan bunga yang hanya di level 5,85% ini, membuat produk tersebut bersaing dengan instrumen investasi lainnya, yakni deposito milik perbankan. Namun, dengan adanya penurunan suku bunga BI, membuat perbankan pun berencana untuk menurunkan bunga depositonya.

Sedangkan, dengan obligasi pemerintah lainnya, terdapat perbedaan sasaran investor. Karena obligasi pemerintah lebih banyak diserap oleh institusi. "Kalau ORI 014 ini kan untuk (investor) retail," ujar Kiswoyo.

Reporter: Miftah Ardhian