BI dan BPJT Beri Diskon Pembayaran Tol Non Tunai Hingga 50%

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
15/8/2017, 19.35 WIB

Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI Pungky Purnomo Wibowo menjelaskan, bank lainnya bisa ikut bergabung melalui dua cara. Pertama, melalui co-branding atau bekerja sama dengan bank yang sudah menerbitkan e-money. Kedua, berbagi biaya (sharing fee) dengan bank yang sudah menjalankan transaksi non tunai di jalan tol.

Kemudian, jika konsorsium Elektronic Toll Collection (ETC) beroperasi pada Desember 2017 maka akan dikenalkan model bisnis merchant discount. Konsorsium ETC merupakan institusi yang berfungsi mengintegrasikan informasi data transaksi dan tarif untuk seluruh ruas jalan tol. (Baca juga: BI Izinkan Bank Memungut Biaya Isi Ulang Uang Elektronik)

Nantinya, konsorsium ini akan berperan besar dalam tahap integrasi ruas jalan tol, serta dalam penyempurnaan model bisnis serta aspek teknis elektronifikasi. Konsorsium ETC tersebut terdiri dari berbagai pihak yaitu operator jalan tol, perbankan, dan perusahaan switching dengan pengawasan BI. “Itulah model bisnis yang ingin kami kembangkan,” kata Punky.

Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna memastikan kesiapan ruas-ruas tol yang akan menjalankan penuh pembayaran tol secara non-tunai mulai Oktober 2017. Pihaknya tinggal menambah titik top-up e-money dan melakukan sosialisasi kepada seluruh pengguna jalan tol. “Untuk ruas-ruas jalan tol yang akan beroperasi, sudah kami mintakan untuk menyesuaikan diri mengikuti target ini,” ucapnya.

Menurut Herry, untuk melancarkan pembayaran tol non-tunai, BPJT juga akan mendorong penerapan multi lane free flow (MLFF), yaitu proses pembayaran tol tanpa henti atau pengguna jalan tol tidak harus menghentikan kendaraan di gerbang tol.

Berdasarkan data BI, per Juni 2017 pangsa transaksi atau penetrasi non-tunai di jalan tol baru mencapai 28% secara nasional. Meski masih terbilang kecil namun nilai tersebut tercatat sudah meningkat dibanding Januari 2016 yang hanya 16,4%. Khusus di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) penetrasinya tercatat sebesar 33,2%.

Halaman: