Berlaku Oktober, Transaksi Nontunai di Tol Terhambat Infrastruktur

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Pingit Aria
21/6/2017, 09.37 WIB

Kendala juga disebabkan besarnya nilai investasi bank untuk menjadi penyedia jasa transaksi non tunai. Hal tersebut membuat bank-bank kecil kesulitan ikut serta. "Investasinya besar makanya tidak banyak bank kecil mau ikut serta," ujar Anggoro.

Karena itu, Anggoro berharap segera terciptanya standardisasi sistem transaksi elektronik jalan tol. Ia juga menyarankan agar diberikannya biaya Merchant Discount Rate (MDR) dalam transaksi non tunai di jalan tol. Hal ini dilakukan agar bank-bank tertarik menjadi penyedia jasa transaksi non tunai di jalan tol.

"Tantangan kami juga untuk membentuk satu lembaga pelayanan yang dapat menaungi seluruh operator dan integrator transaksi non tunai di jalan tol," ucap Anggoro.

Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan, pembentukan satu lembaga pelayanan ini akan dilakukan melalui Konsorsium Electronic Toll Collection (ETC). Menurut Sugeng, Konsorsium ETC berfungsi mengintegrasikan informasi data transaksi dan tarif untuk seluruh ruas jalan tol.

(Baca juga: Pemerintah Mulai Sinkronisasi Data Penerima Subsidi Elpiji dan Listrik)

"Konsorsium ETC akan berperan besar dalam tahap integrasi ruas jalan tol, penyempurnaan model bisnis, serta aspek teknis elektronifikasi," katanya.

Regulasi yang mampu mendorong transaksi non tunai di jalan tol juga akan ditambahkan. Menurut Herry, tambahan regulasi tersebut dapat memaksimalkan penggunaan transaksi non tunai hingga 100 persen. "Untuk 100 persennya harus dipaksa. Harus ada keputusan yang mewajibkan," ujar Herry.

Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI, Pungky Purnomo Wibowo sepakat dengan Herry. Ia menilai perlu adanya dorongan melalui regulasi agar sistem transaksi non tunai di jalan tol dapat diterapkan secara optimal. "Kalau enggak dipaksa, enggak jalan-jalan," ujar Pungky.

Ia pun mengaku optimis jika sistem transaksi non tunai di jalan tol akan bisa dilakukan pada Oktober 2017. Ia berharap penerapan ini dapat mendukung Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan pemerintah. "Oktober kami targetkan bisa 100 persen," ucapnya.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu