(Baca juga: Tekanan Global Naik, BI-Jepang Perpanjang Kerja Sama Swap Rp 22,76 T)

Juda mengatakan, pelemahan kurs rupiah beberapa waktu lalu terjadi lantaran pasar masih melihat risiko dari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Namun, saat ini penyesuaian sudah dilakukan kembali oleh pasar. Hal ini terlihat dari masuknya dana asing sebesar Rp 7 triliun yang memberi sokongan positif terhadap kurs rupiah di Desember ini.

Sebagai gambaran, kurs rupiah sempat menembus 13.800 per dolar AS pasca terpilihnya Trump sebagai presiden AS. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, pada pekan kedua November yaitu saat Trump terpilih, rupiah melemah 0,65 persen terhadap dolar AS. Begitu pula terhadap mata uang lainnya, seperti dolar Australia sebesar 0,73 persen, euro 2,74 persen, dan yen Jepang 0,52 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, dana asing yang keluar dari Indonesia mencapai Rp 16 triliun dalam tempo sepekan perdagangan, yaitu 9 sampai 14 November lalu. Adapun upaya BI melakukan stabilisasi kurs sepanjang November membuat cadangan devisa tergerus US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 46 triliun.

(Baca juga: Terpukul Efek Trump, Cadangan Devisa Susut US$ 3,5 Miliar)

Agus menduga, keputusan investor asing menarik dananya dari pasar keuangan Indonesia lantaran ingin mengambil untung di akhir tahun. Ia meramalkan dana-dana tersebut bakal kembali masuk pada awal 2017 mendatang. Hal itu seiring dengan membaiknya fundamental ekonomi di dalam negeri.  

Halaman: