Himpunan bank milik negara atau Himbara, menegaskan komitmen untuk menyalurkan kredit tiga kali lipat usai mendapatkan dana tambahan dari pemerintah.
Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengungkapkan, bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Himbara siap menyalurkan kredit hingga Rp 90 triliun.
"Hari ini, kami rapat bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan kesiapan Himbara mengembangkan dana yang ditempatkan pemerintah," kata Sunarso, dalam konferensi pers, Rabu (1/7).
Dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 30 triliun, BRI dan PT Bank Mandiri Tbk akan mendapatkan dana masing-masing Rp 10 triliun. Sementara, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), masing-masing mendapat Rp 5 triliun.
Selain dari penempatan dana pemerintah, bank BUMN akan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 60 triliun dari masyarakat. Sehingga, target penyaluran kredit sebesar 90 triliun akan tercapai.
(Baca: Sri Mulyani: Penempatan Dana Pemerintah di Bank BUMN akan Diperpanjang)
Fokus bank BUMN adalah, menyalurkan kredit ke sektor pangan dan pendukungnya, termasuk sektor distribusi pangan. Selain itu, penyaluran kredit juga akan membidik sektor pariwisata, konstruksi dan perumahan. Adapun, segmen usaha yang menjadi prioritas adalah, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sunarso optimistis bank BUMN mampu mendorong penyaluran kredit di semester II 2020 ini. Alasannya, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah akan meningkatkan permintaan kredit, setelah sebelumnya lesu karena pandemi virus corona atau Covid-19.
Senada dengan Sunarso, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menyebutkan, pelonggaran PSBB bakal membuat bank mudah mendorong penyaluran kredit. Ia menjelaskan, Bank Mandiri akan memprioritaskan pada sektor perdagangan dan pariwisata, seperti perhotelan.
Sementara, Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan, pihaknya akan melakukan mendorong penyaluran kredit di zona hijau, atau zona yang dinilai sudah bebas dari infeksi Covid-19. Fokus utama BNI adalah, penyaluran kredit ke sektor padat karya.
Selain itu, BNI juga bakal mendorong kredit di sektor transportasi, setelah selama tiga bulan terakhir menahan penyaluran di sektor ini. Penyaluran kredit di sektor transportasi dianggap penting, karena mampu menunjang mobilitas masyarakat maupun distribusi arus barang.
(Baca: OJK Minta Bank Agresif Salurkan Kredit untuk Mendorong Perekonomian)
Sedangkan, Direktur Utama BTN Pahala Mansury, optimistis permintaan kredit di sektor perumahan masih akan tumbuh. Alasannya, sektor ini termasuk kebutuhan primer masyarakat. Bahkan, ia meyakini, pertumbuhannya tak hanya di segmen kredit pemilikan rumah (KPR) subdisi saja, melainkan juga KPR non-subsidi.
"Per 29 Juni 2020, KPR non-subsidi BTN tumbuh 30-40% dibandingkan Mei 2020. Artinya, pelonggaran PSBB disambut positif," kata Pahala.
Berdasarkan optimisme yang disuarakan para pimpinan bank anggota Himbara, Sunarso yakin penyaluran kredit tahun ini tetap tumbuh. Meski demikian, pertumbuhannya tidak akan setinggi capaian tahun lalu, di mana kredit mampu tumbuh 6%.
"Memang tidak setinggi tahun lalu, tapi yang penting saat ini penyaluran kredit tumbuh dulu," ujar Sunarso.
Ia menegaskan, meski bank BUMN akan agresif menyalurkan kredit, pelaksanaannya akan tetap selektif dan diikuti dengan upaya menjaga kualitas kredit secara ketat.
(Baca: Di Balik Aksi Sri Mulyani Pindahkan Uang Pemerintah dari BI ke Himbara)