Kemajuan teknologi turut menimbulkan dampak negatif atau gangguan bagi sebagian orang. Salah satu yang merasakan dampaknya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia mengatakan setiap hari menerima SMS berupa tawaran pinjaman online.
"Banyak yang menawarkan dana cepat. Ssetiap hari, saya hapus SMS seperti itu di telepon genggam saya. Anda butuh duit? Anda punya BPKB?," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 kerja sama dengan East Ventures, Selasa (23/3).
Menurut dia, tawaran dana cepat lewat sms merupakan salah satu bentuk transformasi digital. Masyarakat kini dapat memperoleh pinjaman hanya berbekal telepon genggam. Namun, ia mengimbau agar masyarakat bisa berhati-hati. "Berapa kali Otoritas Jasa Keuangan mengatakan harus waspada dengan berbagai produk juga yang belum diketahui validitasnya," ujar dia.
OJK hingga kini telah menutup ribuan pinjaman online ilegal. Satgas Waspada Investasi OJK saat ini rutin memberikan informasi terkait daftar pinjaman online ilegal. Masyarakat pun dapat mengecek daftar fintech yang terdaftar melalui situs OJK.
Di sisi lain, Sri Mulyani menjelaskan, Covid-19 memaksa semua negara, bangsa, institusi, dan pelaku ekonomi lebih mengandalkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. "Ini akan menjadi ekosistem, sehingga memang banyak yang harus diubah," katanya.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengatakan, digitalisasi di tengah pandemi dapat membantu menahan penurunan ekonomi. "Dengan adanya digitalisasi, sebagian kecil aktivitas usaha masih bisa berjalan," kata Piter kepada Katadata.co.id, Selasa (23/2).
Keberlangsungan aktivitas usaha tersebut, menurut dia, dapat mempertahankan sisi konsumsi maupun produksi sehingga tingkat output perekonomian tidak menurun terlalu dalam. Piter pun menyebutkan bahwa digitalisasi perekonomian usai pandemi akan memberikan dampak yang lebih positif.
"Upaya tersebut bisa membantu perekonomian tumbuh lebih tinggi," ujar dia.
East Ventures, perusahaan venture capital yang memelopori investasi startup digital di Indonesia, dan Katadata Insight Centre baru saja meluncurkan East Ventures Digital Competitiveness Index 2021. Hasil studi East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021 menunjukkan bahwa daya saing digital antarprovinsi di Indonesia makin merata. Pemerataan tersebut tampak dari kenaikan skor median indeks daya saya saing digital (EV-DCI) dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 pada 2021.
Berdasarkan temuan dari perhitungan indeks EV-DCI, ada dua faktor utama yang mendorong perkembangan dan pemerataan daya saing digital di Indonesia di tengah pandemi. Pertama, pembangunan infrastruktur yang makin merata. Infrastruktur merupakan pilar EV-DCI dengan kenaikan skor tertinggi, yakni 7,5 poin menjadi 54,3 pada 2021. Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah rasio desa yang mendapatkan sinyal 3G dan 4G, rasio rumah tangga yang memiliki sambungan telepon tetap, serta tingkat gangguan listrik.
Kedua, peningkatan pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mengindikasikan bahwa penduduk Indonesia di seluruh provinsi makin banyak menggunakan layanan dan transaksi berbasis digital. Pilar pengeluaran TIK dalam indeks EV-DCI naik 6,3 poin. Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah peningkatan rasio rumah tangga yang memiliki pengeluaran untuk TIK, pengeluaran rata-rata rumah tangga untuk TIK, serta balas jasa dan upah pekerja di sektor TIK.
The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:
Reimagining Indonesia’s Future
Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!