Marak Dilirik, Edukasi Blockchain dan Uang Kripto Gencar Dilakukan

ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/aww/cf
Dado Ruvic/Illustration/File Photo ARSIP FOTO: Patung mainan kecil terlihat sebagai representasi mata uang virtual Bitcoin dipajang di depan gambar bendera China dalam foto ilustrasi, 9 April 2019.
27/5/2021, 23.44 WIB

Meningkatnya popularitas mata uang kripto atau cryptocurrency menjadikan pentingnya edukasi dan literasi blockchain di Tanah Air. Untuk itu, Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) resmi mendirikan Blockchain Associations Forum (BAF) bersama 54 perwakilan asosiasi blockchain dari negara-negara lain.

BAF juga berisikan anggota ASEAN Blockchain Consortium (ABC) yang terdiri dari Blockchain Australia, Blockchain Association Singapore, Distributed Ledger Technology Association of the Philippines, Malaysia’s Labuan International Business and Financial Center, dan Thailand Digital Asset Operators Trade Association.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan secara digital melalui platform Dedoco berbasis blockchain. Kesepakatan tersebut disaksikan Penasihat Senior Menko Perekonomian  Indonesia Edi Prio Pambudi dan Chief FinTech Officer, Monetary Authority of Singapore (MAS) Sopnendu Mohanty.

“Konektivitas digital merupakan hal mendesak selama pandemi agar bisnis tetap berjalan. Ini kesempatan bagi blockchain untuk menata kembali konektivitas digital dengan adaptasi tingkat lanjut,” tutur Edi Prio Pambudi dalam keterangan resminya, Kamis (27/5).

Tujuan MOU menciptakan kerjasama internasional untuk meningkatkan pendidikan blockchain, berbagi pengetahuan pengembangan aset digital, serta memupuk budaya belajar dengan berbagi sumber daya intelektual dari mancanegara. BAF juga bertujuan memperkuat hubungan Indonesia dalam mempromosikan teknologi blockchain di dunia.

Sebelumnya, Ketua ABI Muhammad Deivito Dunggio menyampaikan, tingkat adopsi digital Indonesia cukup tinggi. Sementara, kebangkitan teknologi blokchain di dunia tidak dapat dihindari.

Di sisi lain, startup pendidikan keuangan Ternak Uang meluncurkan modul Crypto 101 sebagai panduan pemahaman awal terhadap Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Modul tersebut mengupas hal mendasar mengenai cryptocurrency, mulai dari pengertian, pengenalan blockchain dan cryptocurrency, perbedaan kripto dan aset investasi lainnya. Ada juga terkait risiko dan opportunity cryptocurrency, di mana setiap pembahasan disampaikan secara ringkas, sederhana dan dalam bentuk video singkat berdurasi 1-3 menit.

Melansir temuan lembaga riset TNS, Ternak Uang menyampaikan 63% penduduk Indonesia sudah mengetahui apa itu cryptocurrency. Itu mengalahkan tingkat popularitas cryptocurrency di Malaysia, Perancis, Italia, dan Romania.

“Kami melihat minat dan ketertarikan yang tinggi akan investasi cryptocurrency di kalangan anak muda Indonesia,” kata Chief Product Officer Ternak Uang Felicia Tjiasaka.

Untuk itu, Ternak Uang menyajikan pemahaman terkait cryptocurrency sebagai salah satu instrumen investasi dengan risiko dan volatilitas tinggi. Sehingga, penting bagi investor kripto Tanah Air untuk membaca peluang secara cermat dan meminimalisir risiko.

Adapun informasi yang diperoleh berasal dari kerjasama para ahli bidang keuangan yang sudah tersertifikasi. Untuk menjangkau investor muda dan masyarakat Indonesia secara luas, modul Crypto 101 disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan dilengkapi dengan grafik, serta chart interaktif.

Ternak Uang juga memiliki seri laporan cryptocurrency yang hadir setiap minggu dan akan mengulas prospek berbagai mata uang kripto. “Misi kami untuk mencetak 10 juta investor di Indonesia, Ternak Uang akan terus memperbaharui modul dan laporan sesuai perkembangan pasar dan minat pengguna,” ujarnya.