Hingga Mei 2021, Reksadana Pasar Uang Beri Keuntungan 1,41%

Arief Kamaludin|KATADATA
8/6/2021, 16.28 WIB

“Namun (reksadana pasar uang) tidak akan setinggi tahun lalu. Kemungkinannya akan tumbuh 3%-3,5% hingga akhir tahun ini,” ujarnya kepada Katadata.co.id kemarin.

Sebelumnya, Chief Research & Business Development Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan, reksadana pasar uang bisa menjadi alternatif investasi saat ini. Hal itu didukung beberapa perbaikan fundamental makro ekonomi, juga kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 dari global maupun dalam negeri. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan dan bergerak di kisaran 6.000.

Adapun dari sentimen global, kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) April yang mencatat rekor tertinggi ke level 4,2 persen secara tahunan (YoY). Itu sekaligus memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS (US Treasury) dan sempat menyentuh level 1,7 persen beberapa waktu lalu.

Kondisi tersebut diprediksi Putu bakal mendorong penurunan harga surat berharga negara (SBN) serta kenaikan acuan imbal hasil (yield) obligasi Indonesia ke rentang 6,4%-6,6% di waktu dekat. Sedangkan hingga akhir tahun, Wawan memprediksi yield untuk obligasi negara (SUN) tenor 10 tahun berkisar 6%.

Halaman: