Bank BTN Bakal Percepat Persetujuan Kredit Jadi Sehari Tahun Depan

Katadata/BTN
Direktur Risk Management and Transformation Bank BTN Setiyo Wibowo
10/10/2021, 17.14 WIB

Bank penyalur kredit perumahan, PT Bank Tabungan Negara Tbk bakal mempercepat persetujuan (approval) pengajuan kredit debitur menjadi hanya satu hari. Rencana tersebut diharapkan terealisasi mulai 2022 melalui implementasi credit scoring menggunakan teknologi informasi.

Direktur Risk Management and Transformation Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan, implementasi teknologi credit scoring telah mempercepat proses pengajuan kredit. Dengan percepatan persetujuan kredit tersebut, harapannya Bank BTN bisa memberikan pembiayaan perumahan mencapai 1,2 juta dalam kurun lima tahun yakni periode 2021-2025.

Langkah itu untuk mengurangi selisih antara kebutuhan rumah dan persediaan atau backlog perumahan di Indonesia. “Sejalan dengan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional), bahwa setiap tahun 200-300 ribu unit rumah sampai 2025 akan menyalurkan 1,2 juta rumah,” kata pria yang akrab disapa Bowo dalam keterangan resminya, Minggu (10/10).

Sebagai informasi, saat ini persetujuan kredit bisa dilakukan dalam waktu 2-3 hari, setelah semua dokumen persyaratan pengajuan dilengkapi. Sebelumnya, proses pengajuan kredit membutuhkan waktu selama 7-8 hari.

"Tahun depan, kami berharap persetujuan di hari yang sama, debitur akan dapat melakukan approval kredit," ujarnya.

Dia menambahkan, saat ini proses bisnis di bank Badan Usaha Milik Negara alias BUMN tersebut sudah 50% digital, biro kredit sudah pakai robotik dan tidak perlu melakukan panggilan telepon lagi.

Bank BTN telah melakukan sentralisasi operasi dari sebelumnya ditangani oleh kantor cabang. Dia juga menambahkan, kalau perusahaan terus mempercepat proses bisnis, termasuk perkreditan. Saat ini, sudah ada enam kredit center di seluruh wilayah Indonesia.

"Sekarang trennya semua proses kredit ada di sentral, harapannya semua proses bisa seragam, dengan dukungan teknologi," kata Bowo.

Di sisi lain, Bowo menuturkan, meski dibayangi pandemi Covid-19, perseroan tetap optimistis bisa mencapai target The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025. Hal tersebut salah satunya didorong pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia yang masih terbuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

Bowo menjelaskan, suatu bank bisa dikatakan sebagai mortgage bank bila memiliki portofolio KPR setidaknya 40% dari total penyaluran kredit. Di kawasan Asia Tenggara, baru ada DBS Group dan CIMB Group yang cukup kuat di segmen tersebut.

Dia juga menyampaikan, kalau dari sisi pertumbuhan aset, Bank BTN lebih baik dari DBS dan CIMB. Sayangnya, jika dilihat dari kualitas dan return on equity (RoE), serta net interest margin (NIM), perbankan yang fokus pada penyaluran kredit perumahan ini masih lebih rendah.

Berkaca dari kondisi yang ada saat ini, perusahaan menargetkan pada 2025 RoE perusahaan bisa beradai di kisaran 16% hingga 18%. Di mana, perusahaan akan terus melakukan perbaikan proses bisnis.

Untuk bisa mencapai target ke depan, Bank BTN juga melakukan berbagai upaya termasuk menurunkan biaya dana. Hal itu dilakukan dengan menggenjot perolehan dana murah hingga dua kali lipat pada 2025, serta menjadi one stop financial solution.

"Bila dulu sebagai bank KPR, kita ingin menjadi bank yang memberikan semua solusi ke nasabah. Kalau KPR di BTN harapannya semua transaksi juga melalui BTN. Apalagi saat ini mobile banking BTN sudah sangat user friendly bagi para nasabah," katanya.

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan jaringan pangsa pasar di developer atau pengembang besar masih minim. Namun, untuk tahun ini perusahaan telah melakukan penjajakan ke beberapa pengembang besar untuk melakukan kerja sama penyaluran kredit.

“Ada top ten pengembang yang sudah dijajaki, developer skala nasional,” kata Nixon saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (9/9).

Nixon mengatakan, pihaknya sudah mendatangi beberapa developer raksasa satu per satu, seperti Bumi Serpong Damai (BSD), Ciputra dan lainnya. Adapun pembicaraan kerja sama tidak sebatas KPR, melainkan bisnis lainnya, seperti kerja sama pendanaan, transaksi dan lainnya.

PENYALURAN KPR BTN DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.)

“Kalau proyeknya baru, kreditnya bisa jadi tahun depan, jadi enggak harus tahun ini. Tapi penjajakan kerja sama kita lagi dekati top developer nasional,” ujarnya.

Dia menjelaskan, tujuan Bank BTN masuk pangsa pasar kelas menengah tidak sebatas urusan KPR. Dia menjelaskan, pembeli rumah di atas Rp 2 miliar umumnya memiliki average saving atau kemampuan menabung yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Di samping itu, perusahaan dengan kode saham BBTN ini merasa dominan player saat ini adalah MBR, sehingga perlu masuk ke pangsa pasar yang lebih besar.

Dalam paparan public expose awal September 2021, Bank BUMN tersebut telah menguasai 41,46% market share pasar kredit pemilikan rumah (KPR) Indonesia, dengan 86% pangsa pasar pada KPR Subsidi.