BNI Gandeng Sea Ltd untuk Mengembangkan Bank Mayora Jadi Bank Digital

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan telah ada kesepakatan awal akuisisi dengan salah satu bank.
Penulis: Agustiyanti
21/10/2021, 11.07 WIB

Di sisi lain, bank-bank kecil saat ini tengah membutuhkan permodalan untuk memenuhi ketentuan OJK terkait minimal modal inti Rp 3 triliun pada akhir 2022 yang harus dipenuhi bertahap. Pada akhir tahun ini, bank umum wajib memiliki modal inti Rp 2 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, Bank Mayora baru memiliki modal inti Rp 1,2 triliun. Namun, rasio kecukupan modalnya (CAR) mencapai 30%, jauh di atas batas minimal yang ditentukan regulator. 

Pada semester pertama tahun ini, Bank Mayora telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,7 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 4,3 triliun. Sebaliknya, penghimpunan DPK perseroan naik dar Rp 6,4 triliun menjadi  Rp 7,8 triliun Kualitas kredit perseroan juga membaik pada tahun ini.

Rasio NPL gross perusahaan turun dari 5,28% pada semester pertama tahun lalu menjadi 3,09% pada Juni 2021. Sementara rasio NPL nett turun dari 4,01% menjadi 2,06%. 

Adapun BNI saat ini juga memiliki rasio kecukupan modal yang mumpuni untuk melakukan proses akuisisi. Rasio permodalan atau CAR perseroan mencapai 18% pada semester pertama tahun ini. Perusahaan juga telah memperkuat permodalan melalui penerbitan global bond. 

BBNI telah menerbitkanpada Maret lalu. Hasilnya permintaan dari investor membludak mencapai US$ 2,2 miliar atau setara dengan Rp 31,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$. Padahal targetnya hanya Rp 7 triliun saja. 

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin