Baru muncul setahun, harga koin kripto berlogo anjing Shiba Inu sudah naik 7 juta persen sejak debut. Mengutip Coinmarketcap, dalam sepekan terakhir harga mata uang kripto satu ini melonjak sekitar 170%, Sabtu (30/10).

Pada 30 September lalu, kapitalisasi pasar koin Shiba Inu masih di kisaran US$ 2,8 miliar. Namun, dalam kurun waktu sebulan angkanya naik 1.300% ke level US$ 40,95 miliar per Sabtu (30/10). Adapun rekor kapitalisasi pasar terbesar yang dicapai koin meme ini terjadi pada Kamis (28/10), yakni US$ 51,4 miliar.

Shiba Inu pertama kali dirilis pada 1 Agustus 2020, di mana investor mencatatkan pembelian perdana sebanyak 70 miliar koin. Namun kapitalisasi pasar tersebut kini berubah drastis, di mana 13% pelaku pasar saat ini memiliki koin Shiba Inu dan mendorong kapitalisasi naik hingga 549 triliun koin.

Melesatnya harga koin berlogo anjing ini, sukses membawanya masuk daftar 10 besar mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia. Bahkan, melampaui koin pesaingnya yaitu Dogecoin yang kini berada di posisi buntut, alias ke-10.

Meskipun naik jutaan dan ribuan persen, harga per koin Shiba Inu masih di bawah US$ 1 alias Rp 14.200-an per koin.Pada perdagangan akhir pekan ini, harganya bergerak di kisaran US$ 0,000074 atau sekitar Rp 1 alias satu rupiah saja.

Harga Shiba Inu terus melonjak setelah Elon Musk bercuit di Twitter terkait rival Dogecoin tersebut. Awal Oktober. Bos Tesla itu mengunggah foto hewan peliharaan barunya bernama "Floki", yang merupakan anjing ras Shiba Inu. “Floki Frunkypuppy,” kata Musk pada 4 Oktober 2021 lalu.

Kondisi tersebut membuat pelaku pasar kripto beranggapan bahwa Musk juga mengoleksi koin kripto Shiba Inu. Namun, kenaikan harga Shiba Inu bukan karena cuitan Elon Musk saja. Mitra Tykhe Block Ventures Ishan Arora menyampaikan, tim Shiba Inu sedang membangun proyek.

"Itu dimulai sebagai koin meme tanpa kasus penggunaan, tetapi ini sedang diubah karena tim tampaknya mengerjakan hal-hal tertentu seperti pertukaran yang terdesentralisasi," kata Ishan dikutip dari EconomicTimes, Selasa (5/10).

Kenaikan signifikan pada harga koin alternatif tersebut, pekan ini juga bertepatan dengan meningkatnya dukungan untuk petisi Change.org yang mendesak platform perdagangan uang kripto, Robinhood untuk mencantumkan koin shiba inu di situs tersebut. Petisi itu telah mengumpulkan 334.500 tanda tangan, dilansir dari CNN International.

Terdapat hampir 400 triliun token Shiba Inu yang beredar, dengan persediaan maksimal satu kuadriliun token. Berdasarkan situs web, Shiba Inu adalah eksperimen dalam pembangunan komunitas spontan yang terdesentralisasi. Tim menciptakan pertukaran terdesentralisasi yang dikenal sebagai ShibaSwap, yang memungkinkan pengguna untuk ‘menggali’ atau menyediakan likuiditas, ‘mengubur’ alias mempertaruhkan koin, mengambil token dari Uniswap atau SushiSwap, dan menukar koin.

Nama Shiba Inu diambil dari jenis anjing asal Jepang. Hewan berbulu yang akrab dengan manusia tersebut umumnya memiliki memiliki tinggi 38-41 sentimeter (cm). Adapun warna bulunya cenderung cokelat kemerah-merahan dan dikenal kebal dengan serangan perubahan musim.

Shiba Inu (unsplash.com/)

Dikutip dari The Street, teknologi Shiba Inu seperti Ethereum. Koin ini dibuat oleh individu anonim bernama Ryoshi dan dijuluki sebagai ‘Pembunuh Dogecoin’.

Dikutip dari Fortune, Salah satu ekonom Belanda terkemuka, Alex de Vries yang mengikuti perkembangan jejak karbon dan konsumsi listrik untuk tambang Bitcoin, menentang kehadiran Shiba Inu sebagai aset digital kripto.

"Shiba benar-benar tidak punya apa-apa untuk itu. Ini benar-benar koin meme spekulatif yang membuat beberapa orang menjadi sangat kaya. Ini adalah Dogecoin, lelucon dunia kripto, tentang steroid,” tulis Alex di website Digiconomist.